Wakil pertama menteri luar negeri Korea Utara, Kim Kye Gwan, mengatakan demikian hari Rabu (18/9) di sebuah forum di Beijing yang menandai ulang tahun ke-10 pembicaraan nuklir enam pihak itu.
Korea Utara meninggalkan pembicaraan itu tahun 2009 dan sejak itu telah melakukan dua percobaan nuklir, yang mengakibatkan diperluasnya sanksi PBB. Amerika Serikat telah menutup kemungkinan untuk melanjutkan pembicaraan tersebut kecuali jika Pyongyang memperlihatkan kesediaan untuk menghentikan program nuklirnya.
Tetapi Kim, utusan nuklir utama Korea Utara, mengatakan mengadakan prasyarat demikian akan menyebabkan “ketidakpercayaan.” Ia menyalahkan sikap permusuhan Washington terhadap Korea Utara atas meningkatnya ketegangan.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga mengatakan bahwa semua pihak harus bersedia memulai kembali pembicaraan enam-pihak itu.
Pembicaraan enam-pihak itu melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, China dan Rusia. Pembicaraan itu bertujuan agar Korea Utara meninggalkan program nuklirnya sebagai imbalan atas bantuan.
Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf mengatakan “tanggungjawab itu” kini berada di Korea Utara, untuk memenuhi janji-janji sebelumnya “untuk menyudahi seluruh program senjata nuklir dan program nuklir yang ada”.
Sejak meninggalkan perundingan itu, Korea Utara telah mengabaikan resolusi-resolusi PBB dengan melakukan dua uji coba nuklir ilegal dan telah mengabaikan perintah-perintah selanjutnya PBB dengan melakukan beberapa peluncuran misil. Korea Utara melakukan uji nuklir ketiga awal tahun ini.
Korea Utara meninggalkan pembicaraan itu tahun 2009 dan sejak itu telah melakukan dua percobaan nuklir, yang mengakibatkan diperluasnya sanksi PBB. Amerika Serikat telah menutup kemungkinan untuk melanjutkan pembicaraan tersebut kecuali jika Pyongyang memperlihatkan kesediaan untuk menghentikan program nuklirnya.
Tetapi Kim, utusan nuklir utama Korea Utara, mengatakan mengadakan prasyarat demikian akan menyebabkan “ketidakpercayaan.” Ia menyalahkan sikap permusuhan Washington terhadap Korea Utara atas meningkatnya ketegangan.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga mengatakan bahwa semua pihak harus bersedia memulai kembali pembicaraan enam-pihak itu.
Pembicaraan enam-pihak itu melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, China dan Rusia. Pembicaraan itu bertujuan agar Korea Utara meninggalkan program nuklirnya sebagai imbalan atas bantuan.
Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf mengatakan “tanggungjawab itu” kini berada di Korea Utara, untuk memenuhi janji-janji sebelumnya “untuk menyudahi seluruh program senjata nuklir dan program nuklir yang ada”.
Sejak meninggalkan perundingan itu, Korea Utara telah mengabaikan resolusi-resolusi PBB dengan melakukan dua uji coba nuklir ilegal dan telah mengabaikan perintah-perintah selanjutnya PBB dengan melakukan beberapa peluncuran misil. Korea Utara melakukan uji nuklir ketiga awal tahun ini.