Korea Utara hari Senin (7/3) mengeluarkan ancaman perang terbaru, mengingatkan “serangan nuklir preemptive (pencegahan tangkal)” terhadap Amerika Serikat dan Korea Selatan, sebagai tanggapan atas dimulainya latihan militer besar-besaran antara AS dan Korea Selatan.
Ancaman-ancaman serupa telah kerap dilakukan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sejak berkuasa Desember 2011, setelah kematian ayahnya. Tetapi ancaman itu biasanya meningkat ketika Amerika dan Korea Selatan melakukan latihan pertahanan tahunan pada musim semi. Korea Utara mengatakan latihan yang dimulai hari Senin (7/3) hingga akhir April nanti adalah latihan invasi.
Komisi Pertahanan Nasional yang sangat berkuasa di Korea Utara mengancam akan menyerang target-target di Korea Selatan, pangkalan-pangkalan Amerika di Pasifik dan daratan Amerika.
Ancaman serangan nuklir serupa pernah dilakukan Korea Utara tahun 2013 ketika dimulainya latihan militer bersama, yang bersamaan dengan diberlakukannya sanksi PBB terkait uji nuklir dan peluncuran roket jarak jauh.
Militer Korea Selatan mengatakan latihan perang tahun ini adalah yang terbesar yang pernah dilangsungkan, melibatkan 300 ribu personel militer Korea Selatan dan 17.000 personel militer AS.
Menanggapi ancaman itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Moon Sang Gyun mengatakan Korea Utara harus menahan diri “melakukan tindakan terburu-buru yang menghancurkan dirinya sendiri”. [em]