Korea Utara mengatakan Presiden Amerika Barack Obama “secara sembrono” menyebarkan fitnah negara itu mendalangi serangan dunia maya terhadap perusahaan film Sony Pictures, dan mereka mengancam menyerang Gedung Putih, Departemen Pertahanan dan seluruh Amerika.
Retorika semacam itu lazim datang dari mesin propaganda Korea Utara jika sedang terjadi ketegangan dengan Amerika. Tetapi tanggapan panjang dari Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara yang dirilis Minggu malam (21/12) itu juga menunjukkan sensitivitas mereka terkait sebuah film komedi produksi Sony tentang rencana pembunuhan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
AS menuduh Korea Utara mendalangi serangan dunia maya itu, yang lalu meningkat menjadi ancaman aksi teror di bioskop-bioskop Amerika sehingga Sony batal merilis film “The Interview” itu.
Obama, yang berjanji akan merespon serangan itu “secara proporsional”, mengatakan dalam wawancara Minggu bahwa Amerika sedang mengkaji apakah akan menempatkan lagi Korea Utara dalam daftar negara-negara pendukung terorisme.
Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara, yang dipimpin Kim, mengingatkan bahwa 1,2 juta tentaranya siap menggunakan semua jenis perang melawan Amerika. Negara itu telah membantah berada di balik peretasan terhadap Sony tersebut dan menawarkan penyelidikan bersama dengan Amerika.
Korea Utara dan Amerika – yang saling berperang dalam Perang Korea pada 1950-1953 – secara teknis masih bermusuhan karena konflik itu berakhir hanya dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Amerika menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korea Selatan untuk mengantisipasi agresi Korea Utara.