Tautan-tautan Akses

Korea Utara Ancam Akan Serang Guam pada Pertengahan Agustus


Rapat umum warga kota Pyongyang diadakan di Lapangan Kim Il Sung tanggal 9 Agustus 2017, untuk mendukung pernyataan Pemerintah Korut secara penuh dalam foto yang dirilis tanggal 10 Agustus 2017 oleh Kantor Berita Korut KCNA (KCNA via REUTERS)
Rapat umum warga kota Pyongyang diadakan di Lapangan Kim Il Sung tanggal 9 Agustus 2017, untuk mendukung pernyataan Pemerintah Korut secara penuh dalam foto yang dirilis tanggal 10 Agustus 2017 oleh Kantor Berita Korut KCNA (KCNA via REUTERS)

Korea Utara mengesampingkan peringatan keras Presiden Donald Trump untuk melancarkan tindakan militer melawan rezim sosialis itu jika terus mengancam Amerika Serikat.

Presiden Trump mengejutkan para kritikus dan pendukung di dalam dan luar negeri pada hari Selasa ketika ia berjanji untuk menyerang Korea Utara dengan “api dan angkara murka” seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya,” sesuai dengan retorika yang biasanya khusus dibuat oleh Pyongyang.

Namun Jenderal Kim Rak Gyom, komandan pasukan roket strategis Korea Utara, mengatakan kepada kantor berita KCNA, Kamis, bahwa “dialog yang tepat” tidak mungkin dilakukan dengan Presiden Trump, yang menjulukinya sebagai orang yang “kehilangan akal sehat” dan bahwa “hanya kekuatan mutlak yang cocok untuknya.”

Jenderal Kim juga mengatakan kepada KCNA bahwa para pemimpin militer akan menyelesaikan sebuah rencana pada pertengahan Agustus untuk menembakkan empat rudal jarak menengah yang dikenal sebagai roket Hwasong-12 ke wilayah Guam, wilayah Amerika di Pasifik, yang merupakan pusat bagi fasilitas Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS yang cukup besar. Setelah melewati Jepang, rudal-rudal itu diperkirakan akan mendarat di perairan 30 sampai 40 kilometer dari pantai Guam.

Media pemerintah KCNA mengatakan rencana itu, yang tidak biasa dalam tingkat rinciannya, kemudian akan disampaikan kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan “menunggu perintahnya,” tambah Jenderal Kim.

Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis mengatakan hari Rabu bahwa Korea Utara berisiko mengalami pemusnahan jika memulai perang. Dia juga mengatakan bahwa Pyongyang harus mengakhiri pengembangan senjata nuklirnya.

Mattis mengatakan Korea Utara “harus menghentikan setiap pertimbangan tindakan yang akan mengarah pada akhir rezimnya dan penghancuran rakyatnya.” Negara komunis yang tertutup itu, tambahnya, “harus memilih untuk berhenti mengisolasi dirinya sendiri dan menghentikan upaya mengembangkan senjata nuklirnya.” [lt]

XS
SM
MD
LG