Pihak berwenang Korea Selatan mengatakan pada Kamis (6/2) bahwa seluruh bandara di negara itu akan diperintahkan untuk memasang kamera serta radar pendeteksi burung menyusul kecelakaan pesawat Jeju Air, yang menewaskan 179 orang.
Pesawat Boeing 737-800 milik maskapai Jeju Air itu terbang dari Thailand ke Muan di wilayah barat daya Korsel pada 29 Desember lalau dengan membawa 181 penumpang beserta awak. Pesawat tersebut mendarat dengan bagian badannya dan meledak menjadi bola api setelah menabrak penghalang beton.
Insiden tersebut merupakan kecelakaan penerbangan paling parah yang terjadi di Korea Selatan.
Pada saat kecelakaan tersebut berlangsung, pilot memperingatkan soal serbuan burung sebelum akhirnya mencoba melakukan pendaratan yang pertama. Pesawat jatuh pada saat pendaratan keduanya ketika roda pendaratan tidak keluar.
Tim penyelidik dari Korea Selatan dan Amerika Serikat masih mencari penyebab kecelakaan, yang memicu tindakan berkabung secara nasional dengan sejumlah memorial dibuat di seantero Korsel.
Rencana baru ini diumumkan sebagai bagian dari inspeksi keamanan khusus bandara di seluruh Korea Selatan -- bersama dengan survei menyeluruh terkait fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian burung-burung.
"Seluruh bandara akan dilengkapi dengan setidaknya satu kamera pencitraan termal," tulis Kementerian Pertanahan dalam pernyataannya, seraya menambahkan bahwa pihaknya berupaya memulai pengadaan tersebut tahun depan.
Pemasangan perangkat sonik seluler juga akan diterapkan untuk mengatasi "burung berukuran sedang dan besar."
"Radar pendeteksi burung akan dipasang di semua bandara untuk meningkatkan deteksi dini dari burung-burung yang berada di jarak yang jauh dan memperbaiki kapabilitas respons untuk pesawat," tambah pihak kementerian.
Radar tersebut akan mendeteksi ukuran burung beserta pola pergerakannya, dan informasi itu akan disampaikan kepada petugas pengatur lalu lintas udara, yang kemudian akan mengkomunikasikan informasi itu kepada pilot.
Pihak kementerian juga mengatakan mereka akan "membangun basis hukum" untuk memindahkan sejumlah fasilitas yang menarik perhatian burung-burung -- seperti tempat pengelolaan sampah makanan dan kebun buah-buahan -- jauh dari bandara, dan memberlakukan pembatasan jarak yang baru pada pembangunan fasilitas semacam itu.
"Prioritas utama adalah untuk membangun tindakan perbaikan yang menyeluruh pada semua aspek keselamatan penerbangan untuk mencegah berulangnya kecelakaan pesawat," kata wakil menteri penerbangan sipil, Joo Jong-wan.
Sejumlah bulu ditemukan di kedua mesin pesawat Jeju Air, menurut laporan media Korea Selatan, dengan serbuan burung diteliti sebagai salah satu kemungkinan penyebab kecelakaan. [rs]
Forum