Korea Selatan telah menyatakan zona pertahanan udara yang diperluas, sebagian tumpang tindih dengan zona yang baru-baru ini diumumkan oleh China.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan hari Minggu mengatakan zona baru itu, mulai berlaku tanggal 15 Desember akan mencakup Ieodo, kawasan batu karang perairan lepas pantai selatan negara itu, yang disebut Suyan oleh China.
Departemen Luar Negeri Amerika hari Minggu (8/12) mengatakan bahwa pemerintah Korea Selatan telah berunding dengan Amerika sebelum keputusan itu, termasuk dalam pertemuan hari Jumat antara Wakil Presiden Amerika Joe Biden dan President Park Geun-hye di Seoul.
Sebuah pernyataan mengatakan Washington telah dan akan tetap berkonsultasi dengan para sekutu dan mitra-mitranya di kawasan itu guna memastikan tindakan mereka menyumbang pada stabilitas yang lebih besar, prediktabilitas, dan konsistensi dengan praktik-praktik internasional.
Pengumuman Korea Selatan itu disampaikan dalam menanggapi keputusan China 23 November lalu untuk menciptakan zona udara baru yang tumpang tindih dengan wilayah yang diklaim oleh Korea Selatan dan Jepang di Laut China Timur.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan akan membahasnya dengan negara-negara tetangganya, untuk mencegah bentrokan terkait zona Korea Selatan itu.
Sebelumnya, pemerintah China mengatakan semua pesawat yang hendak memasuki zona itu pertama-tama harus menyerahkan rencana penerbangan, dan para pejabat China berhak menolak pemberian akses.
Korea Selatan telah mendesak China untuk membatalkan zona pertahanan udaranya itu karena sebagian tumpang tindih dengan zona Korea Selatan tapi China menolaknya. Amerika, Jepang dan negara-negara lainnya juga memprotes zona China itu.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan hari Minggu mengatakan zona baru itu, mulai berlaku tanggal 15 Desember akan mencakup Ieodo, kawasan batu karang perairan lepas pantai selatan negara itu, yang disebut Suyan oleh China.
Departemen Luar Negeri Amerika hari Minggu (8/12) mengatakan bahwa pemerintah Korea Selatan telah berunding dengan Amerika sebelum keputusan itu, termasuk dalam pertemuan hari Jumat antara Wakil Presiden Amerika Joe Biden dan President Park Geun-hye di Seoul.
Sebuah pernyataan mengatakan Washington telah dan akan tetap berkonsultasi dengan para sekutu dan mitra-mitranya di kawasan itu guna memastikan tindakan mereka menyumbang pada stabilitas yang lebih besar, prediktabilitas, dan konsistensi dengan praktik-praktik internasional.
Pengumuman Korea Selatan itu disampaikan dalam menanggapi keputusan China 23 November lalu untuk menciptakan zona udara baru yang tumpang tindih dengan wilayah yang diklaim oleh Korea Selatan dan Jepang di Laut China Timur.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan akan membahasnya dengan negara-negara tetangganya, untuk mencegah bentrokan terkait zona Korea Selatan itu.
Sebelumnya, pemerintah China mengatakan semua pesawat yang hendak memasuki zona itu pertama-tama harus menyerahkan rencana penerbangan, dan para pejabat China berhak menolak pemberian akses.
Korea Selatan telah mendesak China untuk membatalkan zona pertahanan udaranya itu karena sebagian tumpang tindih dengan zona Korea Selatan tapi China menolaknya. Amerika, Jepang dan negara-negara lainnya juga memprotes zona China itu.