Kementerian Dalam Negeri Nepal mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat yang terjadi Sabtu (25/4) telah mencapai 1.805 orang.
Jumlah total korban jiwa di wilayah itu mencapai 1.865.
Laporan mengenai korban jiwa lainnya datang dari India Bangladesh, Bhutan, Tibet, dan daerah-daerah di perbatasan Nepal dengan China.
Pejabat Kementerian Dalam Negeri Laxmi Dhakal mengatakan Minggu bahwa sedikitnya 4.700 orang terluka dalam gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter tersebut.
Puluhan ribu orang menginap di udara terbuka dalam udara dingin dan di bawah langit yang bergemuruh.
Amerika Serikat dan negara-negara lain telah mengirim tim-tim tanggap bencana ke kawasan itu untuk membantu Kathmandu menghadapi tragedi tersebut.
Gempa dahsyat dan puluhan gempa kuat susulan melanda Nepal hari Sabtu, menghancurkan beberapa bagian ibukota Kathmandu serta mengguncang lereng-lereng Everest.
Gempa itu juga memicu salju longsor yang menimbulkan korban jiwa di Everest, puncak tertinggi di Bumi, menyapu para pendaki dari lereng-lereng gunung itu dan menimbun yang lainnya di kamp-kamp pangkalan mereka.
Amerika Serikat menyampaikan ucapan belasungkawa atas jatuhnya korban dan menyatakan segera mengirim para pakar ke Nepal serta menjanjikan bantuan kemanusiaan awal US$1 juta. Gedung Putih menambahkan AS siap membantu rakyat Nepal dan kawasan itu lebih lanjut. Badan dana bantuan pembangunan USAID telah mengaktifkan satu tim SAR perkotaan untuk dikerahkan bersama dengan tim tanggap bantuan bencana.
Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, mengatakan, 3 ton bantuan dan 40 anggota Pasukan Tanggap Bencana Nasional India diterbangkan ke Nepal.
Kehancuran bisa jauh lebih luas karena sejumlah desa kecil yang bertengger di lereng Pegunungan Himalaya belum bisa dicapai, menurut Krishna Prasad Dhakal, Wakil Kepala Kedutaan Besar Nepal di New Delhi.
"Kita tahu efek gempa juga terjadi di daerah terpencil dan pedesaan, sehingga akan butuh waktu untuk mendapat data. Tentu akan perlu beberapa hari lagi untuk menolong," ujarnya.
Pusat gempa, yang melanda sebelum tengah hari Sabtu, terletak 80 kilometer di barat laut Kathmandu. Gempa itu dangkal sehingga membuatnya lebih merusak.
Di Kathmandu, hanya tunggul dan tumpukan puing yang tersisa dari menara Dharara, setinggi 60 meter, yang menjadi ikon abad ke-19. Puluhan orang dikhawatirkan terperangkap di bawahnya. Beberapa bangunan bersejarah lain termasuk kuil-kuil kuno juga rusak.
Ini gempa terkuat dalam lebih dari 80 tahun terakhir di Nepal. Sebagian orang menggali reruntuhan menggunakan tangan kosong, mencari korban selamat. Ratusan orang berada di luar rumah sakit mengangkut korban yang terluka. Banyak orang dengan kaki patah tergeletak di jalan menunggu bantuan. Lainnya berjam-jam diam di jalan-jalan sementara serangkaian gempa susulan mengguncang negara itu, menyebabkan ketakutan.
Satu-satunya bandar udara internasional di negara itu tutup, sehingga banyak wisatawan tidak bisa pulang ke negara-negara seperti India dan China.
Guncangan gempa bisa dirasakan jauh sampai ke ibukota India, dan Bangladesh. Di India, korban tewas umumnya ditemukan di Bihar, negara bagian di wilayah timur, tempat kehancuran terburuk dilaporkan. Negara bagian itu bersebelahan dengan Nepal.
Nepal, salah satu negara termiskin di dunia, telah menyatakan keadaan darurat dan meminta bantuan lembaga-lembaga internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, negara itu dilanda ketidakpastian politik sehingga memperlambat pembangunan