WASHINGTON DC —
Ketika tudingan bertebaran antara kedua partai politik utama Amerika, Kongres dan Gedung Putih menuju pada seri perseteruan terbaru yang hampir saja mengakibatkan tutupnya sebagian operasi pemerintah.
Kali ini, hal ini dapat terjadi, ketika dua ideologi bertabrakan sementara anggaran belanja, terkuras habis. Para analis mengatakan ulah politik seperti ini jarang terjadi dalam demokrasi.
Pusat pertikaian adalah benturan atas siapa yang berperan dalam pemerintahan. Tea Party, sebuah fraksi antipemerintah dalam partai Republik, muncul empat tahun lalu guna menentang reformasi sistem layanan kesehatan yang digulirkan Presiden Obama.
Setelah Obama berhasil mendorong reformasi layanan kesehatan ini yang menyediakan jaminan kesehatan bagi jutaan orang, Partai Republik mengambil alih Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan 40 anggota yang berorientasi Tea Party yang mengatakan mereka siap mengambil risiko untuk membela apa yang mereka pertahankan.
"Ini lebih merupakan pengambilalihan Partai Republik oleh fraksi ekstrim yang tidak ada 10 tahun yang lalu,” ujar ahli anggaran Stan Collender.
Anggota Tea Party menjalankan keinginan para pemilih di distrik mereka dengan membawa Kongres ke posisi yang sulit, kata Steve Bittle dari George Washington University.
“Banyak dari anggota garis keras Tea Party datang dari daerah yang memiliki mayoritas anggota Partai Republik yang kuat. Mereka tidak khawatir mengahadapi tantangan dari Partai Demokrat. Mereka khawatir pada tantangan yang datang dari sayap kanan partai mereka,” ujar Bittle.
Dalam jamuan santap siang untuk para tokoh konservatif, anggota partai Republik Raul Labrador menyalahkan pemimpin senat dari partai Demokrat Harry Reid dan Presiden Obama karena adanya ancaman penghentian operasi pemerintah.
"Dan jika Harry Reid serta Presiden ingin menutup operasi pemerintah hanya karena apa yang kita inginkan adalah penundaan Obamacare, maka saya berharap Anda menulis cerita seperti itu dan bukan seperti apa yang diinginkan mereka yang melakukan kesalahan,” ujarnya.
Anggota DPR Mark Meadows mengatakan kepada VOA bahwa rakyat Amerika tidak perlu khawatir.
"Kita pernah memiliki 17 kali penutupan operasi pemerintah sepanjang sejarah. Dan semua merupakan penutupan sebagian operasi pemerintah. Yang terlama yaitu 21 hari. Tidak ada seorang pun yang tidak mendapat gaji,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah demokrasi lain di dunia ada yang melalui pergumulan seperti ini bila menghadapi undang-undang anggaran rutin, analis mengatakan, hal ini sulit untuk dibayangkan.
"Dalam sebuah sistem parlementer, situasi seperti ini akan berakhir dengan pemililhan umum, atau juga mosi tidak percaya terhadap perdana menteri,” ujarnya.
Fokus pada pertikaian ini bergeser ke DPR, dimana Ketua DPR John Boehner mendapat tekanan untuk meloloskan undang-undang, agar pemerintah tetap didanai, lewat tengah malam Senin nanti.
Kali ini, hal ini dapat terjadi, ketika dua ideologi bertabrakan sementara anggaran belanja, terkuras habis. Para analis mengatakan ulah politik seperti ini jarang terjadi dalam demokrasi.
Pusat pertikaian adalah benturan atas siapa yang berperan dalam pemerintahan. Tea Party, sebuah fraksi antipemerintah dalam partai Republik, muncul empat tahun lalu guna menentang reformasi sistem layanan kesehatan yang digulirkan Presiden Obama.
Setelah Obama berhasil mendorong reformasi layanan kesehatan ini yang menyediakan jaminan kesehatan bagi jutaan orang, Partai Republik mengambil alih Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan 40 anggota yang berorientasi Tea Party yang mengatakan mereka siap mengambil risiko untuk membela apa yang mereka pertahankan.
"Ini lebih merupakan pengambilalihan Partai Republik oleh fraksi ekstrim yang tidak ada 10 tahun yang lalu,” ujar ahli anggaran Stan Collender.
Anggota Tea Party menjalankan keinginan para pemilih di distrik mereka dengan membawa Kongres ke posisi yang sulit, kata Steve Bittle dari George Washington University.
“Banyak dari anggota garis keras Tea Party datang dari daerah yang memiliki mayoritas anggota Partai Republik yang kuat. Mereka tidak khawatir mengahadapi tantangan dari Partai Demokrat. Mereka khawatir pada tantangan yang datang dari sayap kanan partai mereka,” ujar Bittle.
Dalam jamuan santap siang untuk para tokoh konservatif, anggota partai Republik Raul Labrador menyalahkan pemimpin senat dari partai Demokrat Harry Reid dan Presiden Obama karena adanya ancaman penghentian operasi pemerintah.
"Dan jika Harry Reid serta Presiden ingin menutup operasi pemerintah hanya karena apa yang kita inginkan adalah penundaan Obamacare, maka saya berharap Anda menulis cerita seperti itu dan bukan seperti apa yang diinginkan mereka yang melakukan kesalahan,” ujarnya.
Anggota DPR Mark Meadows mengatakan kepada VOA bahwa rakyat Amerika tidak perlu khawatir.
"Kita pernah memiliki 17 kali penutupan operasi pemerintah sepanjang sejarah. Dan semua merupakan penutupan sebagian operasi pemerintah. Yang terlama yaitu 21 hari. Tidak ada seorang pun yang tidak mendapat gaji,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah demokrasi lain di dunia ada yang melalui pergumulan seperti ini bila menghadapi undang-undang anggaran rutin, analis mengatakan, hal ini sulit untuk dibayangkan.
"Dalam sebuah sistem parlementer, situasi seperti ini akan berakhir dengan pemililhan umum, atau juga mosi tidak percaya terhadap perdana menteri,” ujarnya.
Fokus pada pertikaian ini bergeser ke DPR, dimana Ketua DPR John Boehner mendapat tekanan untuk meloloskan undang-undang, agar pemerintah tetap didanai, lewat tengah malam Senin nanti.