Hanya beberapa minggu setelah AS menembak jatuh balon pengintai China di lepas pantai South Carolina, anggota Kongres AS meluncurkan penyelidikan ambisius tentang persaingan strategis di antara kedua negara.
Mike Gallagher adalah anggota DPR dari Partai Republik dan mengatakan, “Ini adalah perjuangan eksistensial tentang kehidupan abad ke-21. Kebebasan mendasar dipertaruhkan disini. CCP atau Partai Komunis China sangat fokus pada cita-citanya untuk masa depan: sebuah dunia yang dihuni oleh negara otoriter, yang dilengkapi teknologi pengintaian, di mana HAM dinomorduakan setelah kepentingan partai.”
Gallagher akan memimpin komite beranggotakan dua puluh empat orang, yang diharapkan banyak anggotanya menjadi percontohan kerja sama bipartisan.
Raja Krishnamoorti dari Partai Demokrat mengatakan, “Kita harus sadari bahwa CCP ingin kita terpecah, bersikap partisan dan saling mencurigai. Faktanya, CCP berharap itu terjadi. Tetapi yang mereka tidak pahami adalah kebhinekaan sudut pandang dan latar belakang kita tidak menjadi hambatan untuk sistem operasional Amerika. Justru itu menjadi karakteristik kita yang menentukan dan menguatkan.”
Tetapi para anggota Kongres diberi peringatan oleh mantan penasihat keamanan nasional Trump bahwa AS harus bergerak lebih cepat agar tidak tertinggal.
HR McMaster adalah mantan penasihat Trump dan dia mengatakan, “AS dan negara-negara lain di Barat menanggung akibat terkikisnya keuntungan kompetitif mereka lewat pengalihan modal dan teknologi ke pesaing strategis.”
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden sudah menekankan bahwa AS bersaing, bukan berkonflik, dengan China. Tetapi pakar yang memberi kesaksian berpendapat, itu bukan pandangan Beijing.
Matthew Pottinger juga mantan penasihat dari era pemerintahan Trump. “Kita benar-benar tidak boleh tertipu lagi oleh niatan Beijing yang sebenarnya. Kumpulan pernyataan Xi Jinping yang tersedia bagi publik sudah terlalu banyak, akumulasi tindakan rezimnya pun terlalu kurang ajar untuk kita salah pahami pada tahap yang sudah larut ini,” ujarnya.
Penelusuran oleh komite itu akan membuka perspektif baru mengenai ancaman keamanan. Anggota Kongres Dan Newhouse mengatakan kepada VOA, dia prihatin atas pembelian kawasan pertanian AS oleh China.
“Bisakah Anda bayangkan sesuatu yang lebih berbahaya dari penguasaan pasokan makanan kita – mungkin hanya salah satu tautan dalam mata rantai pasokan makanan. Bagaimana kalau itu terganggu dalam konflik yang berpotensi dengan negara yang tidak bersahabat?,” kata Newhouse.
Para anggota komite memberitahu VOA bahwa balon pengintai itu hanya bagian kecil dari ancaman keamanan yang dihadapi Amerika.
Dusty Johnson adalah anggota DPR dari Partai Republik dan dia mengatakan, “Ancaman itu ada di ponsel warga Amerika setiap harinya, dan bukan cuma itu saja, China merupakan sebuah ancaman militer yang besar. Angkatan Laut mereka lebih besar, dan banyak yang berpendapat lebih kuat, dibandingkan AL Amerika. Mereka memiliki peluncur rudal antar benua lebih banyak dibandingkan AS. Kemampuan mereka dan alutsista, seperti sistem hipersonik mereka, jauh lebih unggul dibandingkan Amerika.”
Komite Urusan Luar Negeri DPR AS sedang memperioritaskan RUU yang akan memungkinkan pemerintahan Biden melarang aplikasi media sosial TikTok yang dimiliki China dioperasikan di AS. [jm/rd]
Forum