Aktivis-aktivis HAM mengatakan perundingan tentang Suriah di Jenewa pekan ini seharusnya menjadikan kondisi tahanan sebagai prioritas seiring munculnya tuduhan Amerika bahwa pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al Assad telah melakukan pembunuhan massal dan menggunakan crematorium untuk membakar mayat korban.
Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura telah melangsungkan pertemuan terpisah dengan pemerintah Suriah dan delegasi kelompok oposisi menjelang perundingan putaran terbaru itu, dengan harapan bisa menjembatani kesenjangan diantara pihak-pihak yang bertikal sambil memastikan agar hasil apapun yang dicapai tetap konsisten dengan hasil yang resolusi Dewan Keamanan PBB yang telah diadopsi.
Perundingan yang disebut sebagai ‘perundingan lewat perantara’’ – karena delegasi pemerintah dan kelompok oposisi tidak bertemu tatap-muka– merupakan pertemuan terbaru putaran ketiga tahun ini.
Departemen Luar Negeri Amerika hari Senin (15/5) mengatakan sedikitnya 50 tahanan tewas di penjara Saydnaya, salah satu kompleks tahanan yang paling besar dan dijaga paling ketat. Presiden Bashar Al Assad dituduh telah menggunakan krematorium di dalam penjara Saydnaya itu untuk menyembunyikan bukti pembunuhan massal yang dilakukan.
Kementerian Luar Negeri Suriah membantah tuduhan Amerika itu dan menyebut hal itu sebagai “kisah Hollywood yang tidak sesuai kenyataan.” [em/al]