Juru Bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, dalam jumpa pers di Tel Aviv, Rabu (6/12), mengatakan,“Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) telah mengumumkan tahap ketiga operasi darat yang mengepung Khan Younis untuk menghentikan negara teroris Hamas. Pasukan Hamas dari Batalyon Khan Younis berperan penting dalam kekejaman pembantaian 7 Oktober, dan kami berupaya menghancurkan infrastruktur teror yang telah mereka bangun di atas dan di bawah tanah di wilayah sipil yang merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional."
Ia menambahkan bahwa Israel “melakukan segala upaya” untuk “meminimalkan korban sipil.”
Militer Israel memasuki Khan Younis pada hari Selasa, kota terbesar kedua di Gaza, dalam upayanya untuk memusnahkan penguasa Hamas di wilayah tersebut. Serangan udara dan darat Israel yang semakin meluas di Gaza selatan telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina mengungsi dan memperburuk kondisi kemanusiaan yang mengerikan di wilayah tersebut.
Komisaris tinggi PBB untuk hak asasi manusia Volker Turk, Rabu (6/12) menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas, dan menyatakan rakyat Palestina di Jalur Gaza hidup dalam “kengerian yang semakin mendalam.”
“Situasi bencana yang kita lihat terjadi di Jalur Gaza sepenuhnya dapat diperkirakan dan dicegah. Rekan-rekan saya dari kalangan aktivis kemanusiaan menggambarkan situasi ini sebagai sebuah bencana teramat besar. Dalam situasi seperti ini, terdapat peningkatan risiko kejahatan kekejaman,” komentarnya.
Volker Turk mengatakan 1,9 juta dari 2,2 juta penduduk wilayah kantong Palestina itu telah mengungsi dan terpaksa tinggal di “tempat-tempat yang jumlahnya semakin berkurang dan sangat padat di Gaza selatan, dalam kondisi yang tidak bersih dan tidak sehat”. Ia juga menyerukan penghentian segera permusuhan dan pembebasan semua sandera serta mengimbau agar semua kembali pada akal sehat.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober. Menurut pihak berwenang Israel, militan Hamas membunuh 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 warganya dalam serangan itu.
Jumlah korban terbaru dari kantor media pemerintah yang dikelola Hamas mengatakan 16.248 orang di Gaza tewas, kebanyakan perempuan dan anak-anak.
Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan 138 sandera yang masih ditahan setelah sebagian sandera dibebaskan dalam gencatan senjata sementara.
Turk mengatakan ia sangat prihatin dengan "pernyataan yang tidak manusiawi dan menghasut" yang dibuat oleh pejabat dan mantan pejabat Israel, serta para tokoh Hamas.
“Satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaan akumulatif ini adalah mengakhiri pendudukan dan mencapai solusi dua negara,” katanya.
Turk mengatakan dia telah bertemu dengan warga Palestina dan Israel yang menginginkan masa depan damai bagi kedua pihak, yang suaranya saat ini tidak didengarkan. [my/lt]
Forum