Tautan-tautan Akses

Kofi Annan Desak Hentikan Kekerasan di Suriah


Utusan khusus PBB untuk Suriah, Kofi Annan mengaku frustrasi atas kekerasan yang terus berlanjut di Suriah (foto: dok).
Utusan khusus PBB untuk Suriah, Kofi Annan mengaku frustrasi atas kekerasan yang terus berlanjut di Suriah (foto: dok).

Utusan PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan mendesak dihentikannya kekerasan dan segera diambil langkah damai bagi penyelesaian konflik Suriah.

Utusan khusus PBB untuk Suriah, Kofi Annan, mengatakan dia telah kehilangan kesabaran dan frustrasi atas kekerasan yang terus berlanjut di Suriah, tapi upaya harus dipergiat untuk mencari penyelesaian damai terhadap konflik itu. Mantan Sekjen PBB itu memberi keterangan itu hari Jumat di Libanon setelah mengunjungi Suriah.

Utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan mengatakan gelombang pembunuhan baru-baru ini di Suriah harus mendorong para pemimpin Suriah dan masyarakat internasional untuk menemukan cara damai atas konflik yang sudah berlangsung lebih dari 14-bulan.

"Yang penting kita harus melanjutkan upaya menemukan pemecahan yang mengarah ke suatu peralihan di Suriah, peralihan menuju demokrasi yang memenuhi aspirasi rakyat Suriah,"kata Annan.

Annan membuat pernyataan tersebut hari Jumat sesudah bertemu dengan Perdana Menteri Libanon Najib Mikati.

Kunjungan di Libanon merupakan bagian dari lawatannya di kawasan sana menyusul pertemuannya pekan ini dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang membuat Annan kemudian mengatakan Suriah berada di ambang perang saudara.

Dewan Keamanan PBB hari Jumat mengadakan sidang darurat mengenai Suriah.

Kepala Dewan HAM PBB di Jenewa, Navi Pillay, mengatakan pembantaian akhir-akhir ini di Suriah bisa menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan dan dapat mengarah ke pertikaian regional.

Kofi Annan bergegas datang ke Suriah menyusul pembantaian di sejumlah kota di sana menimbulkan kekhawatiran bahwa genjatan senjata goyah hasil penengahannya dua bulan lalu mulai berantakan.

Lebih dari 100 orang, kebanyakan warga sipil dan termasuk anak-anak, telah dibunuh satu minggu lalu di wilayah Houla, Suriah tengah. Tiga hari kemudian terjadi pembunuhan belasan orang di Homs dan pembunuhan belasan pekerja hari Kamis di wilayah yang sama.

Sipan Hassan dari Organisasi Pemantau HAM Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan kepada VOA bahwa ke-12 pekerja itu dibunuh kawanan bersenjata tidak dikenal di dekat kota Qusair di provinsi Homs.

Saksi mata atas banyak dari kekerasan itu mengatakan bahwa pembantaian itu dilakukan oleh pasukan keamanan Suriah atau milisi pro-pemerintah. Sebaliknya pemerintah Suriah menuduh pembunuhan itu dilakukan teroris, militan Islam dan pemerintah asing.

Annan mengatakan ia mendiskusikan laporan-laporan yang mengatakan bahwa pendukung pergolakan itu yang bertujuan mengakhiri pemerintahan berpuluh tahun di tangan keluarga Assad, telah memasok senjata bagi pemberontak.

“Pihak berwenang Libanon telah jelas melakukan upaya untuk mencegah wilayah mereka menjadi tempat transfer senjata. Dan kita juga harus berusaha untuk mencegah dan membujuk mereka untuk tidak menyelundupkan senjata ke wilayah mereka,” papar Annan.

Konflik Suriah telah meningkatkan ketegangan di negara tetangganya Lebanon yang masih belum pulih dari perang saudara yang berakhir 20 tahun lalu.

Sebuah kelompok pemberontak Suriah yang sebelumnya tidak diketahui hari Jumat mengaku bertanggung jawab atas penculikan 11 peziarah Syiah di Suriah. Kelompok itu mengatakan mereka menawan para peziarah itu karena beberapa dari mereka memiliki hubungan dengan kelompok Hizbullah Lebanon, yang merupakan sekutu pemerintah Suriah.
XS
SM
MD
LG