Juru bicara operasi koalisi pimpinan Amerika ‘INHERENT RESOLVE’ Letnan Kolonel Thomas Gilleran menerangkan, 18 dari 38 serangan udara itu menghancurkan kendaraan dan jembatan di propinsi Raqqa dan merupakan salah satu gempuran terinci yang sejauh ini dilancarkan di Suriah. Menurutnya, gempuran itu akan memungkiri kelompok ISIS kemampuan untuk memindah-mindahkan kekuatan militernya di seluruh Suriah dan masuk ke Irak.
Website militan mengatakan, paling tidak 10 orang tewas dan puluhan luka-luka dalam serangan di Raqqa. Serangan juga menyasar militan, bangunan dan perlengkapan ISIS dekat Hasakah dan Kobani di Suriah dan Habbaniya, Haditha, Makmur, Mosul, Sinjar dan Tal Afar di Irak.
Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika, Bob Corker mengatakan hari Minggu (5/7) ia tidak melihat serangan udara itu sebagai tahap baru dalam perang melawan ISIS.
"Kami masih belum mecapai kesepakatan dengan Turki tentang membentuk zona udara ekslusif di perbatasan mereka yang bisa memberi kekuatan besar bagi pasukan darat. Kami masih menghadapi masalah dalam program melatih dan melengkapi pemberontak Suriah. Jadi saya tidak melihat serangan udara itu sebagai tahap baru," katanya.
Suratkabar pro pemerintah di Turki memberitakan, Turki mungkin melakukan intervensi militer untuk membentuk satu kawasan penyangga panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer. Turki meminta Amerika bersama koalisi untuk mengumumkan zona larangan terbang serta kawasan aman di Suriah utara untuk pengungsi yang jutaan mencari perlindungan di Turki membuat Turki mengeluarkan beaya miliaran dolar menampung mereka.
Menyusul kemenangan Kurdi-Syria melawan ISIS di medan tempur baru-baru ini, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga memperingatkan bahwa Turki tidak akan dapat menerima berdirinya negara Kurdi di Suriah bagian utara.
Sementara itu, televisi Aljazeera memberitakan pejuang Kurdi-Suriah telah bergerak maju sampai jarak sekitar 50 kilometer dari Raqqa. Hari Jum’at dilaporkan satuan pelindung rakyat Kurdi menutup jalan utama yang selama ini digunakan ISIS memasok Raqqa dari Turki.
Aljazeera juga memberitakan, seorang aktivis mengatakan kelompok utama oposisi Suriah siap bertempur melawan ISIS tetapi mereka membutuhkan dukungan dari udara.
Turki yang waspada akan Kurdi-Suriah dan militan ISIS kabarnya sudah memperkuat kehadiran militernya di sepanjang perbatasan dengan Suriah untuk menjaga jangan sampai pertempuran di Suriah utara tumpah ke Turki.