Para penyelidik kecelakaan udara Indonesia pada Senin (2/2) mengatakan sejauh ini tidak ada bukti bahwa pilot pesawat AirAsia telah meninggalkan tempat duduknya, atau bahwa daya listrik terhadap sistem kontrol otomatis dimatikan, tak lama sebelum pesawat itu jatuh ke laut.
Dua sumber yang paham dengan investigasi ini telah memberitahu kantor berita Reuters bahwa Kapten Iriyanto keluar dari tempat duduknya dan melakukan prosedur tidak biasa yaitu menarik pemutus sirkuit di komputer penerbangan ketika ko-pilotnya kehilangan kendali pesawat jenis Airbus A320 itu.
Pesawat AirAsia penerbangan QZ8501 hilang dari layar radar pada 28 Desember, kurang dari setengah perjalanan dari Surabaya ke Singapura. Ke-162 orang di dalamnya tewas.
"Sampai hari ini, tidak ada indikasi bahwa kapten meninggalkan tempat duduknya seperti diberitakan Reuters," ujar Ertata Lananggalih, penyelidik pada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di Jakarta, mengacu pada berita yang ditayangkan Sabtu.
Pihak-pihak yang paham dengan investigasi ini awalnya mengatakan pada Reuters bahwa para penyelidik sedang memeriksa catatan pemeliharaan salah satu sistem otomatis pesawat itu, Flight Augmentation Computer (FAC), dan bagaimana pilot-pilot mungkin bereaksi pada pemadaman apapun.
Bloomberg News melaporkan Jumat bahwa pilot-pilot dari pesawat yang jatuh itu telah mencoba mengatur ulang FAC pada penerbangan tersebut, dan kemudian menarik pemutus sirkuit untuk mematikan daya listrik di alat tersebut.
Sumber-sumber Reuters mengatakan kapten pilot yang berwarga negara Indonesia telah mengambil langkah tersebut, bukannya ko-pilot warga Perancis yang lebih sedikit pengalamannya, Remy Plesel, yang menerbangkan pesawat.
Para penyelidik KNKT menyangkal Senin bahwa pemutus sirkuit telah ditarik.
"Sampai hari ini, tidak ada indikasi atau bukti bahwa pemutus sirkuit telah ditarik," ujar Ertata.
KNKT menolak menjelaskan lebih lanjut, mengatakan bahwa kecelakaan itu masih diselidiki. Para penyelidik mengatakan terlalu awal untuk mengatakan bahwa kecelakaan itu melibatkan kesalahan pilot atau kerusakan mesin. (Reuters)