Tautan-tautan Akses

‘Kita Designs’ Jual Batik ke Amerika Sambil Berdayakan Perempuan


 'Kita Designs' bermula dari keinginan membantu perempuan yang jadi korban eksploitasi seksual. (Courtesy: Kita Designs)
'Kita Designs' bermula dari keinginan membantu perempuan yang jadi korban eksploitasi seksual. (Courtesy: Kita Designs)

"Kita Designs" mengirim berbagai tas dan aksesoris motif batik sampai ke Amerika Serikat. Semua kreasi dikerjakan oleh perempuan sekaligus untuk memberdayakan mereka.

Mengunjungi workshop ‘Kita Designs’ di Bandung, Anda akan bertemu para perempuan yang lihai mengolah kain batik menjadi berbagai produk: tas, bando, dan berbagai aksesoris.

Salah seorang penjahit, Mama Nia, menunjukkan kantong kain karyanya dengan motif garis-garis. “Ini yang mau diajukan untuk seminar, ini hasil (kreasi) sendiri,” ujarnya bangga.

Mama Nia, satu dari tujuh perempuan yang bekerja di "Kita Designs". Sejak berdiri pada 2017, total ada sekitar 20 perempuan yang pernah bekerja di sini. Tak sedikit dari mereka adalah korban eksploitasi seksual.

‘Kita Designs’ Jual Batik ke Amerika Sambil Berdayakan Perempuan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:54 0:00

Usaha ini memang bermula dari keinginan membantu mereka, seperti dikisahkan oleh Friska Munthe yang ikut membangun "Kita Designs".

“Sebenarnya ketika kita memulai, kita nggak ada ide, nggak punya konsep penuh. Hanya punya ‘OK kita mau menolong’ tapi nggak tahu bagaimana harus menolong,” ujarnya saat ditemui, Rabu (10/7) pagi.

Gagasannya disambut oleh Jane Milam, perempuan asal Texas, AS, yang ikut membangun usaha ini. “Dan keluarganya yang dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Dari situ kami mulai membahas apa yang bisa kami lakukan untuk menolong mereka,” kisahnya.

Berbagai ide usaha pun muncul untuk membantu ekonomi perempuan-perempuan itu. Mulai dari usaha makanan, sampai akhirnya tercetus membuat berbagai produk batik.

Dari Bikin Syal Sampai 10 Jenis Produk

Uniknya, tak satu pun di antara mereka yang bisa menjahit. Karena itu Kita Designs memanggil pelatih dan banyak melihat contoh di Youtube. Awalnya dari syal, sampai ide berbagai produk lain.

“Muncullah ide, oh bagaimana kalau ini, bagaimana kalau ini. Jadi, semuanya bukan ide satu orang tapi ide banyak orang dan menjadi konsep,” kisahnya.

Jane Milam berharap Kita Designs semakin dikenal sehingga bisa menolong lebih banyak perempuan. (Foto: VOA/Rio Tuasikal)
Jane Milam berharap Kita Designs semakin dikenal sehingga bisa menolong lebih banyak perempuan. (Foto: VOA/Rio Tuasikal)

Sekarang Kita Designs membuat tas serut, bando, syal, dompet kosmetik, sampai dekorasi rumah yang semuanya bermotif batik. Menjual produknya ke Amerika Serikat, mereka berupaya memenuhi keinginan pasar setempat.

“Apa sih yang paling laku? Mungkin syal, mungkin ornamen Natal. Jadi setiap empat musim kita harus ada ide-ide apa yang mau kita buat setiap season,” papar Friska.

Jane menunjukkan kain batik biru dengan motif mirip salju. “Ini kelihatan seperti snowflake kan? Walaupun batik. Jadi kami pilih kain ini untuk seasonal Natal 2019,” kata Jane.

Selain menjual produk lewat website, Jane yang berasal dari Texas, AS, rutin membawa produk "Kita Designs" setiap dia mengunjungi AS. Produk kemudian didistribusikan oleh perempuan keturunan Amerika-Indonesia yang tinggal di California.

“Jadi dia menjadi distributor untuk produk kami dari California ke mana-mana di Amerika. Jadi website itu dalam USD,” paparnya.

Buah karya para perempuan ini dijual dari 6 Sampai 25 Dollar AS atau sekitar 90 ribu - 350 ribu Rupiah.

Sementara di Indonesia, "Kita Designs" sedang memperluas pasarnya lewat media sosial dan bazar. Berbagai produk ini juga sedang diperkenalkan di Singapura.

Para penjahit belum tentu punya keterampilan menjahit, namun mereka dilatih sehingga bisa mengolah dan merancang sendiri produk mereka. (VOA/Rio Tuasikal)
Para penjahit belum tentu punya keterampilan menjahit, namun mereka dilatih sehingga bisa mengolah dan merancang sendiri produk mereka. (VOA/Rio Tuasikal)

Melihat produknya sampai ke luar negeri, Mama Nia merasa bahagia. “Senang, hasil tangan kita yang nggak bisa apa-apa tadinya, kita nggak mampu apa-apa, ya senang lah, makanya makin sini makin betah,” ujarnya antusias.

Berasal dari jalanan, Mama Nia mengatakan kini bangga dengan pekerjaannya. “Mudah-mudahan kepake di luar, menghasilkan yang terbaik. Kalau jadi yang terbaik nanti kita juga hasilnya baik,” harapnya.

Jane berharap "Kita Designs" semakin dikenal publik sehingga bisa menolong lebih banyak perempuan. “Sampai 50 sampai seratus wanita yang bisa keluar dari jalanan dan dapat pekerjaan dapat skill. Itu luar biasa kalau kami bisa menolong lebih banyak wanita,” imbuhnya.

Membantu para perempuan bangkit dari eksploitasi seksual adalah tujuan usaha ini. Itulah kenapa namanya ‘Kita Designs’. “Kita semua kerjasama untuk menolong wanita yang mau kita tolong, kasih masa depan. Itu sebabnya kita pilih kata ‘kita’,” jelas Jane yang tinggal di Indonesia sejak 1990-an ini. [rt/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG