Tautan-tautan Akses

Kisah Penjahit Kain Penutup Emas untuk Tempat Tersuci Umat Islam


Seorang pria sedang menyulam Kiswa, kain sutra untuk menutup Kabah menjelang ibadah Haji di sebuah pabrik di kota suci Mekah, Arab Saudi, 26 Agustus 2017.
Seorang pria sedang menyulam Kiswa, kain sutra untuk menutup Kabah menjelang ibadah Haji di sebuah pabrik di kota suci Mekah, Arab Saudi, 26 Agustus 2017.

Lusinan pengrajin Saudi, kebanyakan berumur 40 dan 50 tahun, bekerja keras di sebuah pabrik di Mekkah untuk mempersiapkan kain bersulam hitam dan emas untuk menutup Kabah, situs paling suci dalam agama Islam.

Dikenal dengan nama Kiswa, kain tersebut ditenun dari sutra dan kapas serta dihiasi ayat-ayat Alquran. Kain pelindung ini dibuat setiap tahun untuk digunakan di Kabah yang terletak di Mesjid Agung Mekkah selama musim ibadah haji yang dimulai Rabu (23/8).

Banyak pengrajin telah bekerja di pabrik di distrik Oum al-Jood di Mekkah sepanjang hidup mereka, namun mereka akan segera pensiun. Generasi baru sedang dilatih untuk meneruskan bisnis ini.

Manajer Umum Mohammed bin Abdullah Bajuda mengatakan Raja Salman sudah memerintahkan untuk mengganti mesin-mesin yang sudah beroperasi sejak 30 tahun lalu untuk mengotomatisir proses pembuatan, dengan mesin yang baru tahun depan.

"Ia juga meminta kader-kader baru para pengrajin untuk menggantikan yang sekarang," kata Bajuda di sela kunjungan ke pabrik tersebut Sabtu (26/8).

Bangunan batu berbentuk kubus, Kabah adalah titik fokus dalam ibadah haji di mana sekitar 2 juta peziarah berjalan mengelilinginya dalam sebuah ritual masal.

'Perasaan Terbaik”

Kiswa dibuat di Mesir sampai tahun 1962. Di masa lalu, kain penutup memiliki beragam warna seperti merah, hijau atau putih. Namun sekarang selalu berwarna hitam dengan kaligrafi emas.

Hampir 670 kilogram sutra (1.477 pound), jumlah yang cukup untuk menutupi sebuah bangunan berukuran tinggi 50 kaki (15 meter) dan panjang 35 hingga 40 kaki, diimpor dari Italia. Benang berlapis emas dan perak diimpor dari Jerman.

Tapi Kiswa disulam dan dijahit di Arab Saudi. Kerajaan ini membayar 6 juta dolar setiap tahunnya untuk biaya pembuatan kiswa.

Ketika ditanya mengenai besarnya biaya pembuatan ditengah upaya penghematan oleh kerajaan, Bajuda menjawab: "Ini untuk memuliakan Tuhan. Kabah pantas mendapatkan kehormatan ini."

Waleed al-Juhani sudah bekerja di pabrik yang dibuka tahun 1977, selama 17 tahun.

"Syukur kepada Tuhan, kami bekerja untuk melayani Ka’bah yang suci. Ini berkah yang luar biasa," katanya sambil menyulam ayat Alquran yang butuh 60 hari untuk menyelesaikan.

"Ketika kami berhasil menyelesaikan pekerjaan kami, kami senang umat Muslim akan merayakan kain penutup baru untuk Kabah. Ini perasaan senang terbaik kami " kata Waleed.

"Di akhir musim ibadah haji, kain yang dipergunakan akan dipotong-potong kecil dan dibagikan ke tamu-tamu kehormatan dan organisasi keagamaan.

Penerima potongan kain ini akan menganggapnya sebagai benda pusaka.

Pembuatan kiswa untuk tahun ini sudah selesai, namun para pekerja sudah bersiap kembali untuk Kiswa berikutnya. [Fw/as]

XS
SM
MD
LG