Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menerima surat pribadi dari Presiden AS Donald Trump dan dia sedang mempertimbangkan isinya, media pemerintah Korea Utara melaporkan hari Minggu (23/6).
Kantor Berita Pusat Korea resmi memuat foto Kim yang sedang memegang surat dan menekuni tulisannya, tampaknya dengan kepala surat bercap Gedung Putih.
Laporan itu mengutip Kim sebagai memuji "isi surat yang luar biasa." “Sambil menghargai kemampuan penilaian politik dan keberanian luar biasa Presiden Trump, Kim Jong Un mengatakan bahwa ia akan secara serius mempertimbangkan isinya yang menarik,” demikian dilaporkan KCNA.
Laporan itu tidak mengatakan apa pun tentang isi surat itu.
Trump mengatakan awal bulan ini, bahwa ia menerima surat "indah," "sangat pribadi," dan "sangat hangat" dari pemimpin Korea Utara itu.
Meskipun pembicaraan nuklir antara AS dan pejabat Korea Utara macet, Kim dan Trump telah saling mengirim surat dan foto selama setahun terakhir, dan keduanya mengatakan hubungan mereka tetap hangat.
Pembicaraan tingkat kerja macet setelah pertemuan puncak Februari antara Trump dan Kim di Hanoi, Vietnam berakhir tanpa kesepakatan. Kim tidak senang dengan laju penghapusan sanksi-sanksi AS, sementara Trump kesal Kim tidak bersedia berjanji untuk melucuti program nuklirnya sepenuhnya.
Sejak itu, Korea Utara telah menguji beberapa rudal balistik jarak dekat dan senjata-senjata lain. Kim telah mengatakan dia akan memberi waktu kepada AS sampai akhir tahun untuk untuk bersikap lebih fleksibel dalam perundingan.
Pejabat-pejabat AS tidak bereaksi sehubungan uji senjata Korea Utara dan ultimatum tenggat waktu akhir tahun itu. Tetapi Trump mengatakan dia bersedia mengadakan pertemuan puncak ketiga dengan Kim, jika kondisinya memungkinkan.
Minggu depan, Trump akan mengunjungi Korea Selatan setelah pertemuan G20 di Jepang.
Meski tidak ada bukti, ada spekulasi bahwa Trump bisa mengupayakan sebuah pertemuan tingkat tinggi lainnya pada waktu itu.
Para pejabat Korea Selatan juga mengatakan mereka sedang berupaya mengadakan pertemuan puncak antara para pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan sebelum kunjungan Trump.
Surat itu tiba sehari setelah Presiden China, Xi Jinping mengakhiri kunjungan kenegaraan ke Korea Utara, di mana ia berjanji untuk memainkan peran aktif dalam pembicaraan nuklir.
"Setelah berbulan-bulan mengalami kebuntuan dalam negosiasi dan sedikit kontak antara AS dan Korea Utara, tampaknya ada beberapa manuver diplomatik sedang berlangsung," kata Bonnie Glaser, pakar pengamat Asia di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Belum jelas apakah kunjungan Xi ke Pyongyang ikut berperan, atau apakah ada faktor-faktor lainnya yang berperan," tambahnya. (ps/jm)