Tautan-tautan Akses

Kim Jong Un Bertekad Terus Kembangkan Nuklir


Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Kementerian Pertahanan Nasional pada peringatan berdirinya Tentara Rakyat Korea di Pyongyang, Korea Utara, 8 Februari 2025. (Foto: KCNA via Reuters)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Kementerian Pertahanan Nasional pada peringatan berdirinya Tentara Rakyat Korea di Pyongyang, Korea Utara, 8 Februari 2025. (Foto: KCNA via Reuters)

Kim "menegaskan kembali kebijakan yang tak tergoyahkan untuk terus mengembangkan kekuatan nuklir."

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengecam kerja sama militer trilateral antara Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan yang menurutnya justru malah memperburuk ketegangan di kawasan. Ia menegaskan akan mengambil langkah balasan, termasuk memperkuat kemampuan nuklirnya.

Kim menyatakan bahwa penempatan aset strategis nuklir Amerika, latihan militer, dan kolaborasi militer dengan Jepang serta Korea Selatan mendorong terjadinya ketidakseimbangan militer di kawasan. Kondisi tersebut dianggap dapat menimbulkan ancaman serius terhadap stabilitas keamanan, menurut laporan media pemerintah KCNA pada Minggu (9/2).

Kim menyatakan, "DPRK tidak menginginkan ketegangan yang tidak perlu di kawasan, tetapi akan mengambil langkah balasan yang berkesinambungan untuk menjaga keseimbangan militer regional," saat mengunjungi Kementerian Pertahanan pada Sabtu (8/2) untuk memperingati hari ulang tahun Angkatan Darat Korea Utara.

DPRK adalah singkatan dari Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi Korea Utara.

Presiden Amerika Donald Trump setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba pada Jumat (7/2), mengatakan akan menjalin hubungan dengan Korea Utara, menyusul kekhawatiran yang mereka ungkapkan terkait program nuklir negara tersebut.

Namun, Kim "menegaskan kembali kebijakan yang tak tergoyahkan untuk terus mengembangkan kekuatan nuklir," menurut laporan tersebut.

Terkait perang Rusia dengan Ukraina, Kim menyatakan, "Tentara dan rakyat DPRK akan selalu mendukung dan mendorong tujuan yang benar dari tentara dan rakyat Rusia untuk mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial mereka, sesuai dengan semangat perjanjian kemitraan strategis komprehensif antara DPRK dan Rusia."

Bulan lalu, Korea Selatan mengungkapkan kecurigaannya bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan pengerahakn lebih banyak pasukan ke Rusia, sebagai tambahan dari sekitar 11.000 tentara yang sudah dikirim selama tiga tahun perang tersebut.

Dalam pernyataan terpisah yang dirilis pada Minggu (9/2), KCNA kembali mengkritik latihan militer bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat pada tahun ini, serta memperingatkan bahwa tindakan agresif tersebut akan membawa konsekuensi yang tidak diinginkan.

"Siapa pun bisa dengan mudah menebak bagaimana kami akan merespons kenyataan bahwa mereka melakukan latihan perang yang lebih intens dari sebelumnya, di tengah pembatalan jadwal diplomasi akibat kekacauan politik," tulis KCNA. [ah/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG