Pekan ini Zulkifli Hasan, ketua MPR RI yang juga salah satu ketua Partai Amanat Nasional (PAN) mengunjungi Yogyakarta untuk menghadiri acara penggalangan suara dukungan untuk pencalonan dirinya sebagai Ketua Umum PAN, bersaing dengan calon lainnya petahana (incumbent) Hatta Rajasa melalui Kongres partai di Bali, mulai Sabtu (28/2/15) hingga Senin (3/3/15).
Menurut Zulkifli, jika terpilih Ketua Umum ia akan membangun tradisi baru di partai berlambang matahari itu. Ia akan melakukan konvensi presiden dan wakil presiden yang terbuka untuk kader internal partai maupun dari luar partai. Sedangkan, sebagai ketua umum nantinya ia akan berkonsentrasi membesarkan partai yang selama ini selalu menjadi lima besar saja.
"Sekarang kita akan membangun tradisi baru, PAN ini mulai tahun 2016 Insya Allah kita dipercaya oleh para pemilih besok maka kita akan membikin konvensi(presiden dan wakil presiden). Ketua Umum fokus ngurusi partainya, melayani wilayahnya, melayani daerahnya agar partai tumbuh besar dan menyiapkan nanti bagi yang lain untuk berkiprah dan bersaing secara positif untuk negeri ini entah sebagai capres maupun sebagai cawapres baik dari kader partai maupun luar partai. Memang saya tidak bercita-cita nyapres atau cawapres, betul-betul ngurus partai,” kata Zulkifli Hasan.
Selama di Yogyakarta ia juga bertemu dengan para tokoh untuk mencari dukungna pencalonan dirinya sebagai Ketua Umum PAN. Diantara tokoh yang ditemui Zulkifli untuk meminta dukungan adalah Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Din Syamsudin beserta jajaran PP Muhammadiyah dan organisasi otonom dibawah Muhammadiyah.
Din Syamsudin mengatakan, meskipun Muhammadiyah tidak berpolitik atau berafiliasi pada partai politik tertentu tetapi ia memberikan restu kepada Zulkifli dan PAN. Sebab, mayoritas konstituen PAN adalah warga Muhammadiyah.
"Walaupun khittah Muhammadiyah itu tidak memiliki hubungan organisatoris dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun, tetapi tak dapat diingkari lembaga dipersepsi public itu ada hubungan khusus antara Partai Amanat Nasional dengan Muhammadiyah. Oleh karena itu kami pesankan agar partai inijangan meninggalkan Muhammadiyah karena konstituen utamanya Muhammadiyah. Kalau konstituen utamanya ini ditinggal. Kalau konstituennya ditinggal partai itu tidak akan maju berkembang,” kata Din Syamsudin.
Sejumlah tokoh internal Muhammadiyah terutama para sesepuh, termasuk Muhammad Muqodas yang menjadi salah satu Ketua PP Muhammadiyah menyatakan keberatan dengan pernyataan bahwa PAN didirikan oleh Muhammadiyah.
“Yang mendirikan PAN itu bukan Muhammadiyah tetapi Bapak Muhammad Amien Rais, yang waktu itu kebetulan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang setelah mendirikan PAN beliau mengundurkan diri dari jabatannya selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” jelas Muhammad Muqodas.
Organisasi sayap Muhammadiyah untuk para perempuan, PP Aisyiyah yang diwakili ketuanya Siti Noordjanah Djohantini minta kepada PAN agar mau berjuang bersama kelompok masyarakat madani.
"Kami berharap didalam Kongres PAN juga menghasilkan program-program yang memang nyata dan bisa disinergikan nantinya dengan seluruh kekuatan Civil Society termasuk kegiatan-kegiatan di Aisyiyah,” kata Aisyiyah.
Nurma Sari, Ketua PP Nasyiatul AIsyiyah sayap organisais Muhammadiyah untuk para pemudi mengusulkan agar PAN memperjuangkan kebijakan yang melindungi perempuan dan anak. "Harapan kami kedepan memang PAN terutama melalui fraksinya melahirkan kebijakan-kebijakan yang banyak berpihak pada perempuan dan anak,” katanya.
Menurut rencana PAN akan melaksanakan kongres di Bali mulai hari Sabtu hingga Senin dengan salahsatu agenda pemilihan ketua umum. Terdapat dua calon ketua umum yaitu Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan.