Selain telah memicu kekhawatiran akan terjadinya perang dagang, Meksiko pun lantas menghadapi ketidakpastian dalam situasi ini.
Meksiko adalah salah satu mitra dagang terbesar Amerika Serikat. Pada 2024, nilai ekspor Meksiko ke Amerika hampir mencapai 506 miliar dolar AS; dengan sektor otomotif, elektronik dan mesin, serta sektor pertanian menjadi yang terbesar.
"Tarif 25% untuk Kanada dan 25% untuk Meksiko,” kata Presiden Trump pada Senin tengah malam (3/3).
Menurut lembaga kajian independen Wilson Center, penerapan tarif 25% ini berpotensi membuat Meksiko kehilangan nilai ekspor antara 26 miliar hingga 42 miliar dolar AS.
Ricardo Anaya, seorang Senator di Meksiko, menilai kebijakan tersebut akan berdampak serius.
"Ekonomi Meksiko bisa ambruk. Ini akan sangat menghancurkan, bukan hanya untuk perekonomian secara umum, tetapi juga bagi ekonomi keluarga-keluarga di Meksiko,” kata Anaya.
Pada Rabu (5/3), Gedung Putih mengecualikan sektor otomotif dari tarif ini, disusul pernyataan pada Kamis (6/3) mengenai penundaan penerapan tarif untuk sejumlah produk Meksiko lainnya. Keputusan tersebut dicapai setelah dialog antara Presiden Trump dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, yang disebut berlangsung dalam suasana saling menghormati.
"Kami mencapai kesepakatan yang benar-benar menguntungkan kedua negara," kata Sheinbaum.
Menyambut keputusan itu, ribuan warga Meksiko berkumpul di Mexico City pada Minggu (9/5) untuk mendukung Presiden Sheinbaum. Mereka membawa bendera Meksiko seraya meneriakkan, “Meksiko harus dihormati.”
“Beruntung dialog dan rasa saling menghormati antar kedua negara telah menang. Kami yakin bahwa Meksiko adalah negara hebat dengan rakyat yang bermartabat dan pemberani,” ujar Sheinbaum dalam pidatonya.
Walaupun ada kelonggaran sementara, kalangan pengusaha Meksiko masih khawatir terhadap kemungkinan perang tarif.
Ketidakpastian ini membuat dunia usaha sulit menyusun rencana, kata Carlos Jaramillo, ketua Dewan Koordinasi Bisnis Tijuana.
"Kenyataannya adalah kita tidak selalu harus berbicara soal China, tetapi kita memang perlu mempertimbangkan pasar-pasar lain. Kita tidak bisa terus sangat bergantung pada Amerika Serikat," kata Jaramillo.
Kekhawatiran tersebut terasa khususnya di kota-kota perbatasan Meksiko. Maquiladoras, pabrik yang mengimpor bahan baku, merakitnya, lalu mengekspor kembali ke AS, menjadi penggerak utama perekonomian lokal.
Menurut pakar manufaktur, Ricardo Melgoza, kebijakan tarif tersebut bukan hanya mengganggu rantai pasok, tetapi juga mengancam mata pencarian para pekerja.
"Ini akan memperbanyak pengangguran di sini, di Ciudad Juárez. Inflasi jelas akan menghantam kami karena warga Juárez juga membeli banyak produk Amerika,” jelas Melgoza. [th/ns]
Forum