Presiden Mesir dan Presiden Eritrea hari Selasa (9/1) mengadakan pertemuan di Kairo, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Sudan dan Ethiopia mengenai sengketa perbatasan dan pembangunan sebuah bendungan yang sangat besar di sungai Nil.
Mesir khawatir bendungan yang akan segera selesai dibangun di Ethiopia itu bisa mengurangi air sungai yang menjadi sumber utama bagi hampir seluruh air tawar di Mesir.
Eritrea dan Ethiopia telah sejak lama bersaing sengit, dan bahkan sempat terlibat perang pada akhir tahun 1990an. Ethiopia membantah telah mengambil sebagian air sungai Nil dan menuduh Eritrea melatih para pemberontak untuk melancarkan sabotase terhadap bendungan itu.
Presiden Mesir Abdel Fattah El Sissi menerima Presiden Eritrea Isaias Afwerki di istana kepresidenan.
“Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan kerjasama intensif dalam semua masalah terkait situasi saat ini guna mendukung keamanan dan stabilitas di kawasan,” ujar juru bicara kepresidenan Mesir Bassam Radi, merujuk pada kawasan Tanduk Afrika dan Selat Bab Al Mandab di Laut Merah sebagai dua wilayah utama untuk memastikan stabilitas. [em/ii]
