Menteri luar negeri Amerika John Kerry mengatakan, ada kemungkinan pemerintah Suriah dan pasukan pemberontak bisa bekerja sama melawan militan ISIS, malahan sebelum kesepakatan tercapai tentang kapan dan bagaimana Presiden Bashar al-Asad akan mengalihkan kekuasaan di negaranya yang dilanda perang.
Kerry yang berada di Atena Jumat (4/12), mengatakan, semua pihak dalam perang saudara Suriah hanya akan bekerja sama dalam memerangi kelompok ISIS kalau mereka yakin bahwa sebuah solusi yang bisa diterima kedua belah pihak tentang masa depan pemimpin Suriah itu “mulai kelihatan.”
Kalau kondisi itu tidak tercapai, kata Kerry, maka sangat sulit untuk menciptakan kerjasama seperti itu.
Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan, komentar Kerry itu bukan merupakan pergeseran dalam kebijakan Amerika.
“Tak ada yang berubah tentang pandangan kami bahwa Asad tidak bisa ikut ambil bagian dalam masa depan Suriah,” demikian kata pejabat Departemen Luar Negeri kepada VOA.
“Menteri hanya mengungkapkan pandangan bahwa kita belum tahu bagaimana proses transisi di Suriah akan berkembang,” kata pejabat itu, “dan sejauh mana kehadiran Asad dalam jangka pendeknya bisa dikombinasikan dengan pandangan pihak oposisi dan juga kami, bahwa dalam jangka panjangnya Asad tidak bisa berkuasa terus.”
Penyusun kebijakan Amerika tahu bahwa mereka tidak bisa mengharapkan faksi-faksi oposisi Suriah “untuk terus berkomitmen pada baik proses politik maupun sikap anti ISIS kalau mereka tidak diberi jaminan bahwa Asad suatu hari harus pergi, demikian kata pejabat tadi.
Kerry berbicara dalam konferensi pers di ibukota Yunani di mana dia mengumumkan bahwa Amerika menyumbangkan tambahan 24 juta dolar untuk membantu pengungsi yang menghadapi musim dingin di Eropa. Bantuan ini akan diberikan kepada badan pengungsi PBB, untuk makanan, air dan tempat berlindung.
Yunani dibanjiri oleh ratusan ribu pengungsi Suriah dan dari negara lain yang mencapai pantai Yunani tahun ini. [jm]