Kepala Bank Sentral Amerika Jerome Powell hari Jumat (28/2) mengatakan meskipun risiko wabah virus korona “terus meningkat,” ekonomi Amerika tetap dalam posisi baik. “Fundamental ekonomi Amerika tetap kuat,” ujar Powell dalam pernyataan yang tidak dijadwalkan Jumat sore.
Ditambahkannya, “Bank Sentral Amerika memantau dengan cermat perkembangan dan implikasi wabah virus korona terhadap prospek ekonomi. Kami akan menggunakan piranti dan tindakan yang tepat sesuai kebutuhan untuk mendukung perekonomian.”
Para analis mengatakan pernyataan Powell merupakan sinyal kuat dari kemungkinan penurunan suku bunga, yang mungkit diambil dalam pertemuan pertengahan Maret mendatang.
Pasar-pasar saham terjun bebas lebih dalam Jumat ini karena meluasnya kekhawatiran akan dampak virus korona baru.
Dow Jones Industrial Average anjlok 357 point atau 1,4% menjadi 24.409. Sementara Standard & Poor 500 turun 0,8% - sehari setelah penurunan terbesar di pasar Amerika sejak Agustus 2011. Pasar saham teknologi Nasdaq ditutup dengan meraih kurang dari 1 point.
Sebagian indeks Jumat ini menutup minggu terburuk mereka sejak krisis keuangan tahun 2008. Para investor bergegas menjual saham-saham mereka minggu ini di tengah kekhawatiran akan terjadinya perlambatan ekonomi. COVID-19 telah mengganggu rantani pasokan, menimbulkan larangan bepergian dan merugikan banyak sektor bisnis dan perdagangan di seluruh dunia.
Tidak hanya di Amerika, pasar-pasar saham di sejumlah negara lain juga rontok. Nikkei Jepang dan Shanghai Composite di Tiongkok sama-sama terjun bebas 3,7%. Sementara KOSPI di Korea Selatan anjlok 3,3%.
Di Eropa, FTSE 100 di Inggris dan DAX Jerman anjlok lebih dari 4%. Sementara sejumlah pasar saham terkemuka lainnya di Eropa terkoreksi negatif antara 12% dalam hanya satu minggu ini. [em/pp]