Inflasi Turki meningkat hampir 18 persen pada Agustus. Ini adalah laju inflasi tertinggi yang dipicu oleh anjloknya mata uang Lira, yang melemah lebih dari 20 persen dalam beberapa minggu terakhir.
Peningkatan Inflasi dan penurunan nilai tukar mata uang Lira kini menimbulkan ketakutan bahwa Turki berada di ambang krisis finansial dan ekonomi.
“Ini mulai memasuki lereng yang licin. Ini akan menjadi lebih buruk kecuali nilai tukar lira secara ajaib mengalami penguatan,” kata analis politik Atilla Yesilada dari Global Source Partners. “Kami telah mencapai tahap dimana tidak ada yang bisa digunakan untuk mematok taksiran harga. Orang-orang tidak bisa menaksir lagi situasi harga atau gaji bulan depan.”
“Ini merupakan angka-angka yang sangat mengecewakan. Kemungkinannya adalah inflasi bisa mencapai 20 persen dalam bulan-bulan mendatang,” kata ekonomis Inan Demir dari Nomura Securities. “Ini jelas merupakan angka-angka yang membutuhkan tanggapan moneter dari bank sentral.”
Bank Sentral Turki dalam pernyataannya di Internet, berjanji akan bertindak dan menggunakan semua alat yang dimilikinya serta menyusun kembali kebijakan moneternya pada pertemuan 13 September mendatang.
“Pernyataan bank sentral itu dinilai sebagai sinyal bagi kenaikan suku bunga dalam pertemuan itu,” kata Demir. “Meskipun kata-kata dalam pernyataan itu sangat tidak jelas, diantisipasi akan diberlakukan sebuah pengetatan yang selanjutnya akan menghentikan kelemahan lira setelah angka inflasi yang buruk.” [jm]