Gina Zbikowski mengatakan bahwa berupaya keras mencari kerja dan untuk sementara hidup dari dana tunjangan orang cacat yang jumlahnya tidak seberapa sama sekali bukan sebuah mimpi Amerika.
“Bagi saya, mimpi Amerika adalah punya rumah, bisnis, mobil, dan hidup mapan. Saya bahkan tidak bisa bermimpi punya semua itu,” ujarnya.
Kekasih Gina, John Ohlerich bekerja paruh waktu dan tidak punya asuransi kesehatan. Ia juga mengidap penyakit ayan (epilepsi).
Ia mengatakan, “Obatnya benar-benar mahal, dan saya harus membayarnya setiap bulan. Kalau saya tidak punya uang, saya harus minta nenek saya. Jadi, setiap dapat uang, uang itu langsung habis untuk dibelikan obat. Saya juga harus membayar ongkos dokter. Kalau tidak, saya bisa mati.”
Satu dari setiap enam warga Amerika, seperti Gina dan John, hidup miskin.
Kim Perez yang menjalankan People Resource Center di Kabupaten DuPage, Illinois, mengatakan, “Kemiskinan adalah perjuangan yang dilakukan setiap hari untuk memutuskan apakah harus menyediakan makan untuk anak-anak atau membayar sewa rumah atau membeli obat.”
Badan itu mengoperasikan dapur umum untuk membantu orang-orang seperti Gina dan John bertahan hidup.
Lebih lanjut Perez mengatakan, “Orang-orang yang tadinya hidup sukses dan berpendidikan tiba-tiba mendapatkan diri mereka hidup miskin, karena mereka sekarang tidak punya cukup penghasilan, tunjangan pengangguran mereka berakhir dan, jujur saja, tidak cukup tersedia program-program lokal, negara bagian, dan pemerintah federal untuk membantu kebutuhan mereka.”
Karena semakin banyak orang hidup miskin, sumber-sumber pendanaan badan-badan bantuannya menipis.
Lisa Mayse-Lillig, yang bekerja pada Heartland Human Care Service di Chicago untuk mencegah kehidupan menggelandang, mengatakan di antara mereka yang membutuhkan bantuan hanya sedikit yang dapat dibantu.
“Dana yang ada tidak sebesar seperti dulu. Jadi ketika sumber-sumber dana menipis dan kebutuhan meningkat, perbedaan di antara kedua hal itu kian membesar,” papar Mayse-Lillig.
Gina Zbikowski tahu terbatasnya bantuan yang bisa diberikan badan-badan bantuan. Ia mengatakan ingin sekali mendapatkan pekerjaan sehingga bisa mandiri.
“Saya berharap bisa segera keluar dari keadaan ini, tetapi kondisi ekonomi saat ini sangat suram,” kata Gina.
Ia mengatakan, jika tidak ada tindakan yang diambil untuk mengatasi tingkat pengangguran saat ini yang mencapai sembilan persen, antrian orang yang mencari bantuan akan semakin panjang.