Tautan-tautan Akses

Kematian Akibat Campak di Samoa Meningkat


Seorang anak divaksinasi Ebola di Beni, Kongo, 13 Juli 2019. (Foto: AP/Jerome Delay)
Seorang anak divaksinasi Ebola di Beni, Kongo, 13 Juli 2019. (Foto: AP/Jerome Delay)

Korban tewas akibat wabah campak di Samoa naik menjadi 53 orang. Sementara korban yang terinfeksi penyakit tersebut mencapai lebih dari seratus orang per hari. Demikan diungkapkan pemerintah, Senin (2/12).

Sebagian besar kematian menimpa anak-anak yang berusia di bawah empat tahun, menurut pemerintah.

Lebih dari 3.700 kasus campak tercatat di negara berpenduduk sekitar 200.000 orang tersebut. Terdapat 198 kasus baru yang muncul pada hari Minggu dan Senin.

Kasus campak meningkat di seluruh dunia, bahkan di negara-negara kaya seperti Jerman dan Amerika Serikat. Hal tersebut terjadi seiring dengan penolakan orang tua untuk mengimunisasi anaknya karena alasan filosofis atau agama. Selain itu juga adanya kekhawatiran imunisasi tersebut dapat menyebabkan autisme, meski hal ini telah dibantah dokter.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Oktober lalu memperingatkan tentang kembalinya epidemi campak yang menghancurkan seluruh dunia. Peringatan tersebut dikeluarkan karena jumlah kasus akibat wabah ini dilaporkan naik 300 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2019.

Kerentanan Samoa meningkat karena jumlah orang yang diimunisasi menurun. Menurut WHO, cakupan vaksin hanya sekitar 31%.

Samoa telah berusaha untuk memberikan vaksin kepada anak-anak sejak adanya darurat campak pada 20 November. Samoa sejauh ini telah memvaksinasi 58.150 orang dengan dukungan dari donor internasional, termasuk Selandia Baru dan Australia

Campak, virus yang sangat menular yang menyebar dengan mudah melalui batuk dan bersin. Wabah tersebut dilaporkan juga terjadi di negara-negara Pasifik lainnya, termasuk Tonga dan Fiji. Namun belum ada laporan kematian di negara-negara tersebut karena cakupan vaksinasi yang lebih besar. [ah]

XS
SM
MD
LG