Tautan-tautan Akses

Keluarga Sandera Demo di Tel Aviv Tuntut Kesepakatan Pembebasan


Keluarga dari para sandera yang ditahan Hamas berdemo menuntut pembebasan kerabatnya dalam aksi di Tel Aviv, Israel, pada 26 Maret 2024. (Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins)
Keluarga dari para sandera yang ditahan Hamas berdemo menuntut pembebasan kerabatnya dalam aksi di Tel Aviv, Israel, pada 26 Maret 2024. (Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins)

Di Tel Aviv, kerumunan keluarga dari para sandera yang ditahan Hamas dan para pendukung mereka berkumpul di luar markas Kementerian Pertahanan Israel pada Selasa (26/3), menuntut sebuah kesepakatan dibuat untuk pembebasan anggota keluarga tercinta mereka.

Beberapa orang mengunci diri dalam kerangkeng-kerangkeng dalam protes tersebut, sementara sebagian lainnya memajang foto-foto para sandera.

“Tidak ada harga yang terlalu tinggi,” tulis salah satu poster itu.

Dalam sebuah pernyataan yang menyerukan protes itu, keluarga para sandera dan pendukungnya mengutuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena melemahnya hubungan dengan sekutu terkuat mereka, Amerika Serikat, serta menempatkan kesepakatan pembebasan sandera dan negara itu dalam risiko.

“Saat ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, lebih fokus pada upayanya untuk menyelamatkan diri sebagai perdana menteri, dalam upayanya untuk selamat sebagai warga negara yang bebas, dia lebih berkonsentrasi pada persidangannya, dari pada untuk melepas para sandera,” kata Yehuda Cohen, ayah dari salah satu sandera yang ikut berdemo.

“Kami sangat frustasi, kami sangat berharap pada perdana menteri kami untuk mencapai kesepakatan dan membebaskan keluarga tercinta kami. Tetapi dia justru fokus mengurus hal-hal yang sama sekali berbeda. Dia fokus pada upayanya menyelamatkan diri dan tidak membebaskan para sandera. Sandera yang telah diculik ada di bawah tanggung jawabnya,” tambah Cohen.

Aksi tersebut digelar setelah Netanyahu menarik pada negosiator dari Doha dan mengatakan pada Senin (25/3), bahwa dia tidak akan mengirim delegasi ke Washington seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, setelah AS menahan diri untuk tidak memveto proposal Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata di Gaza.

Netanyahu, menurut sebuah pernyataan dari kantornya, mengatakan bahwa kegagalan AS untuk memblokir proposal itu adalah “kemunduran yang jelas” dari posisi mereka sebelumnya, dan akan merugikan upaya perang Israel melawan Hamas, begitu juga usaha untuk membebaskan lebih dari 130 sandera dari tawanan di Gaza.

Keputusan AS untuk tidak memveto resolusi PBB tersebut membuat hubungan dengan Netanyahu menegang. Netanyahu juga tengah menghadapi penentangan yang meningkat di koalisinya yang terpecah, karena ketidaksetujuan terkait rencana menyertakan Yahudi ultra-orthodox ke dalam wajib militer.

Undang-undang yang mengusulkan wajib militer belum dipublikasikan, tetapi menurut bagian-bagian yang telah bocor ke media Israel, peraturan itu akan melanggengkan pengecualian wajib militer bagi Yahudi ultra orthodox yang telah lama diperdebatkan, dan bahkan mungkin memperluasnya. [ns/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG