John Lewis, seorang anggota Kongres dan pemimpin hak-hak sipil AS, dikenang, Sabtu (25/7), sebagai seseorang yang memperjuangkan "warga terpinggirkan," dalam upacara memorial di Alabama.
Dalam upacara di Universitas Troy, Alabama, Sabtu (25/7), lima saudara kandung dan seorang cucu-keponakan menyebut Lewis sebagai seorang laki-laki penyayang dan tak kenal rasa takut.
"Dia mengabdikan seumur hidupnya untuk membantu orang lain," kata adiknya, Henry "Grant" Lewis.
Para saudara kandung itu mengingatkan hadirin mengenai perintah Lewis untuk membuat "masalah yang baik" --mengusik orang lain demi tujuan yang benar.
Kegiatan enam hari untuk mengenang kehidupan Lewis, dimulai di kampung halamannya, Troy, Alabama, dan berakhir pekan depan dengan pemakaman di negara bagian Georgia.
Dalam upacara yang diadakan secara terbuka di Universitas Troy, para pengunjung memberikan penghormatan terakhir kepada Lewis. Kegiatan dilanjutkan dengan upacara tertutup di sebuah kapel di Selma, Alabama.
Pada Minggu (26/7), jenazah Lewis akan dibawa menyeberangi Jembatan Edmund Pettus di Selma, dimana dia dan para demonstran yang menuntut hak pilih, dipukuli pada 1965. Peristiwa tersebut dikenal sebagai “Minggu Berdarah."
Jenazah Lewis akan dibawa ke ibu kota Alabama, Montgomery, dimana wali kota Steven Reed mendorong masyarakat untuk menyaksikannya.
Para pejabat meminta masyarakat untuk mengenakan masker dan menjaga jarak.
Gubernur Alabama Kay Ivey telah memerintahkan bendera-bendera dikibarkan setengah tiang pada Sabtu (25/7) dan Minggu (26/7) untuk mengenang Lewis. [vm/ah]