Sebuah kelompok pemantau anti korupsi global menyerukan perhatian terhadap apa yang mereka sebut penyuapan, penyalahgunaan kekuasaan dan perjanjian terselubung tingkat tinggi di negara-negara di berbagai penjuru dunia.
Transparency International, Rabu, merilis laporan Indeks Persepsi Korupsi 2012, yang menetapkan peringkat korupsi negara-negara dalam skala dari satu sampai 100.
Studi itu menempatkan Denmark, Finlandia dan Selandia Baru sebagai negara-negara paling tidak korupsi dengan skor 90. Swedia berada dekat di belakang ketiga negara itu dengan skor 88. Negara-negara yang paling korupsi dalam daftar itu adalah Somalia, Korea Utara dan Afghanistan dengan skor masing-masing 8, sementara Sudan 13 dan Burma 15. Amerika memperoleh skor 73, Tiongkok 39 dan Iran 28.
Robin Hodess, direktur riset dan pengetahuan Transparency International mengatakan indeks tersebut menunjukkan kepada para pemimpin negara mengenai bagaimana pakar dan pengusaha memandang korupsi di sebuah negara dan membantu memastikan bahwa mereka yang akan dimintai pertanggungjawabannya.
Studi itu menggabungkan informasi dari 13 sumber, termasuk Bank Pembangunan Afrika, Bank Dunia, dan Forum Ekonomi Dunia.
Transparency International, Rabu, merilis laporan Indeks Persepsi Korupsi 2012, yang menetapkan peringkat korupsi negara-negara dalam skala dari satu sampai 100.
Studi itu menempatkan Denmark, Finlandia dan Selandia Baru sebagai negara-negara paling tidak korupsi dengan skor 90. Swedia berada dekat di belakang ketiga negara itu dengan skor 88. Negara-negara yang paling korupsi dalam daftar itu adalah Somalia, Korea Utara dan Afghanistan dengan skor masing-masing 8, sementara Sudan 13 dan Burma 15. Amerika memperoleh skor 73, Tiongkok 39 dan Iran 28.
Robin Hodess, direktur riset dan pengetahuan Transparency International mengatakan indeks tersebut menunjukkan kepada para pemimpin negara mengenai bagaimana pakar dan pengusaha memandang korupsi di sebuah negara dan membantu memastikan bahwa mereka yang akan dimintai pertanggungjawabannya.
Studi itu menggabungkan informasi dari 13 sumber, termasuk Bank Pembangunan Afrika, Bank Dunia, dan Forum Ekonomi Dunia.