Para aktivis menyerukan agar kelompok supremasi kulit putih yang diduga membakar salib di negara bagian Victoria, Australia, dinyatakan sebagai organisasi teroris. Mereka menggambarkan kelompok itu terdiri dari 30 orang yang mengenakan topeng, menunjukkan simbol swastika dan meneriakkan slogan-slogan rasis.
Gambar-gambar di internet menunjukkan sekelompok laki-laki yang bertelanjang dada dan mengenakan jubah berdiri dekat salib yang terbakar. Gambar-gambar itu diyakini diambil pada hari nasional Australia awal bulan ini.
Para lelaki itu diyakini berasal dari National Socialist Network, organisasi kecil supremasi kulit putih, neo-Nazi yang anggotanya sebagian besar terdapat di kota-kota besar Australia.
Mereka diduga melakukan penghormatan ala Nazi dan meneriakkan slogan-slogan kasar di taman nasional Grampians, 250 kilometer arah barat laut dari Melbourne.
Luke Baker, seorang warga di sana, mengatakan, “Mereka meneriakkan, ‘Ku Klux Klan’ berulang-ulang. Jadi berlangsung cukup lama, mengulanginya dan kemudian meneriakkan “kekuatan kulit putih” disusul semacam pujian kepada Hitler.”
Para pakar mengatakan perilaku provokatif semacam itu bisa merupakan upaya untuk mendapat perhatian media guna menarik para anggota baru dan menyebarkan pesan-pesan fanatik.
Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews sebelumnya memperingatkan gerakan anti Yahudi yang “jahat” dan “keji” meningkat di Australia dan di luar negeri.
Lise Waldek dari Macquarie University telah meriset cara-cara untuk melawan kekerasan ekstrimisme.
“Ruang aliran sayap kanan di Australia sangat dipengaruhi oleh ideologi Trump, oleh teori konspirasi. Tujuan mereka adalah anti demokrasi. Mereka menentang partisipasi dalam seluruh demokrasi kita. Meskipun mereka menyesuaikan diri dengan politik konservatif, mereka sebenarnya menentang politisi konservatif, narasi konservatif dan kita harus menanggapi ancaman tersebut dengan sangat serius.”
Polisi yang menyelidiki keluhan mengenai kegiatan-kegiatan yang diduga neo-Nazi di negara bagian Victoria itu sebelumnya mengatakan tidak ada hukum yang dilanggar. Dalam sebuah pernyataan polisi Victoria mengatakan “dilengkapi dan sangat siap” untuk menanganinya jika diperlukan.
Pada September, Organisasi Intelijen Keamanan Australia, badan mata-mata dalam negeri, mengatakan kelompok-kelompok kekerasan ekstremis sayap kanan mencakup 40 % dari tugas kontra terorisme badan itu, meningkat 10 % dari beberapa tahun lalu.
Peraturan yang memungkinkan pihak berwenang melarang kelompok-kelompok sayap ekstrimis kanan belum pernah digunakan di Australia. [my/lt]