BANGKOK —
Laporan World Wide Fund for Nature atau WWF 's menyebutkan analisa dampak terhadap lingkungan dari bendungan Don Sahong yang diusulkan sebagai resep untuk bencana.
LSM internasional ini menyangkal pernyataan pengembang bahwa proyek tersebut tidak berdampak serius terhadap lingkungan.
Bendungan tersebut, yang akan memasok 260 megawatt listrik ke Thailand dan Kamboja, akan dibangun di Sungai Mekong di Laos oleh sebuah perusahaan Malaysia.
WWF menyatakan bahwa penilaian pengembang mengenai dampak proyek tidak didukung oleh bukti ilmiah dan tidak ada penelitian tentang bagaimana masyarakat dan ekonomi lintas batas akan terpengaruh.
Blueprint untuk proyek tersebut mencakup sistem saluran melalui bendungan untuk spesies ikan yang bermigrasi dari Mekong lebih rendah, yang merupakan sumber protein yang penting dan terjangkau bagi masyarakat di sepanjang sungai.
Marc Goichot dari WWF, spesialis proyek tersebut mengatakan dalam sebuah wawancara dengan VOA bahwa ia sistem saluran yang diusulkan belum terbukti aman dan beresiko.
“Kalau proses ini diblok maka species ikan tersebut bisa hilang. Dan lokasi proyek tersebut adalah jalur yang sangat spesifik di sungai tersebut dan jalur tersebut adalah satu-satunya jalur yang mudah dilalui oleh ikan," kata Goichot.
Goichot mengatakan WWF tidak ingin menghambat pembangunan bendung tersebut. Tapi mereka khawatir dengan lokasi yang dipilih.
“Kami percaya bahwa masih banyak tempat yang resikonya jauh lebih rendah. Jadi kalau proyek tenaga hidro tersebut dibangun di lokasi yang tepat akan lebih mudah mengurangi dampaknya. Dan untuk produksi tenaga hidro yang sama resikonya lebih rendah bagi lingkungan dan bagi sumber daya alam," ujarnya.
Pada bulan Januari, negara-negara di wilayah Mekong mengadakan diskusi level menteri mengenai nasib bendungan tersebut, yang merupakan satu dari tujuh bendungan yang direncanakan di bagun di bagian sungai lebih rendah sepanjang 4300 kilometer.
LSM internasional ini menyangkal pernyataan pengembang bahwa proyek tersebut tidak berdampak serius terhadap lingkungan.
Bendungan tersebut, yang akan memasok 260 megawatt listrik ke Thailand dan Kamboja, akan dibangun di Sungai Mekong di Laos oleh sebuah perusahaan Malaysia.
WWF menyatakan bahwa penilaian pengembang mengenai dampak proyek tidak didukung oleh bukti ilmiah dan tidak ada penelitian tentang bagaimana masyarakat dan ekonomi lintas batas akan terpengaruh.
Blueprint untuk proyek tersebut mencakup sistem saluran melalui bendungan untuk spesies ikan yang bermigrasi dari Mekong lebih rendah, yang merupakan sumber protein yang penting dan terjangkau bagi masyarakat di sepanjang sungai.
Marc Goichot dari WWF, spesialis proyek tersebut mengatakan dalam sebuah wawancara dengan VOA bahwa ia sistem saluran yang diusulkan belum terbukti aman dan beresiko.
“Kalau proses ini diblok maka species ikan tersebut bisa hilang. Dan lokasi proyek tersebut adalah jalur yang sangat spesifik di sungai tersebut dan jalur tersebut adalah satu-satunya jalur yang mudah dilalui oleh ikan," kata Goichot.
Goichot mengatakan WWF tidak ingin menghambat pembangunan bendung tersebut. Tapi mereka khawatir dengan lokasi yang dipilih.
“Kami percaya bahwa masih banyak tempat yang resikonya jauh lebih rendah. Jadi kalau proyek tenaga hidro tersebut dibangun di lokasi yang tepat akan lebih mudah mengurangi dampaknya. Dan untuk produksi tenaga hidro yang sama resikonya lebih rendah bagi lingkungan dan bagi sumber daya alam," ujarnya.
Pada bulan Januari, negara-negara di wilayah Mekong mengadakan diskusi level menteri mengenai nasib bendungan tersebut, yang merupakan satu dari tujuh bendungan yang direncanakan di bagun di bagian sungai lebih rendah sepanjang 4300 kilometer.