Tautan-tautan Akses

Kelaparan Merajalela di Gaza, Pertempuran Israel-Hamas Meningkat


Warga Palestina mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, 21 Desember 2023. Badan bantuan internasional mengatakan Gaza menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan pokok lainnya akibat perang Israel-Hamas yang telah berlangsung 2-1/2 bulan. (AP/Fatima Shbair)
Warga Palestina mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, 21 Desember 2023. Badan bantuan internasional mengatakan Gaza menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan pokok lainnya akibat perang Israel-Hamas yang telah berlangsung 2-1/2 bulan. (AP/Fatima Shbair)

Pasukan Israel meluaskan ofensif mereka di Gaza pada hari Jumat. Sementara itu upaya-upaya internasional untuk menengahi gencatan senjata berlanjut dan krisis kemanusiaan di wilayah kantong itu meningkat.

Penduduk Gaza melaporkan pengeboman serangan udara hebat di beberapa bagian di Gaza Utara. Serangan udara juga dilaporkan terjadi di Khan Younis dan Rafah, di bagian selatan. Militer Israel memerintahkan warga al-Bureij dan komunitas-komunitas di Sekitarnya di Gaza Tengah, untuk segera pindah ke selatan, suatu indikasi mengenai kemungkinan serangan darat di daerah itu.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas mengatakan sedikitnya 20 ribu orang Palestina tewas sejak Israel meluncurkan serangannya terhadap Gaza, setelah serangan teror Hamas 7 Oktober lalu di Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Sekitar 240 orang juga disandera oleh Hamas.

Hampir dua juta orang Palestina telah dipaksa mengungsi oleh Israel sejak itu. Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa 390 orang Palestina tewas dalam dua hari terakhir ini.

Teman tentara Israel Sersan Lavi Ghasi berduka saat pemakamannya di Modiin, Israel, 21 Desember 2023. Ghasi, 19, tewas dalam operasi darat militer Israel di Jalur Gaza. (AP/Ariel Schalit)
Teman tentara Israel Sersan Lavi Ghasi berduka saat pemakamannya di Modiin, Israel, 21 Desember 2023. Ghasi, 19, tewas dalam operasi darat militer Israel di Jalur Gaza. (AP/Ariel Schalit)

Berlanjutnya ofensif Israel terjadi di tengah-tengah upaya diplomatik untuk memastikan penghentian pertempuran di Gaza. Pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB mengenai persyaratan gencatan senjata dan ketentuan umum bagi dimulainya kembali pengiriman bantuan yang naskahnya dirancang Uni Emirat Arab dan telah tertunda-tunda sejak Senin, diperkirakan akan berlangsung hari Jumat.

Penundaan itu antara lain karena keberatan AS mengenai sejumlah istilah yang tidak dapat didukung AS. Naskah revisi hari Kamis memperlihatkan adanya perubahan, termasuk dihapusnya seruan bagi “penghentian darurat permusuhan” untuk memungkinkan pengiriman bantuan.

Namun, Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield Kamis malam mengatakan, AS siap untuk memberikan suara yang mendukung resolusi yang direvisi. “Ini resolusi yang akan membawa bantuan kemanusiaan untuk mereka yang memerlukannya,” katanya.

Perubahan lain yang diusulkan mencakup perubahan kata-kata mengenai pembentukan mekanisme pemantau PBB yang akan menginspeksi bantuan yang memasuki Gaza, untuk memastikan itu adalah benar-benar bantuan kemanusiaan. Naskah baru yang diusulkan menyerukan kepada Sekjen PBB untuk mengangkat “seorang koordinator kemanusiaan dan rekonstruksi senior” yang kemudian akan membentuk Mekanisme PBB untuk mempercepat pengiriman bantuan ke Gaza.

Thomas-Greenfield mengatakan perubahan itu telah mendapat dukungan dari negara-negara Arab.

“Rancangan resolusi ini adalah resolusi yang sangat kuat yang didukung sepenuhnya oleh kelompok Arab, yang memberi mereka apa yang mereka rasa diperlukan untuk mengirim bantuan kemanusiaan di lapangan,” katanya kepada wartawan.

Kelaparan meningkat di Gaza

Pemungutan suara mengenai bantuan yang ditunggu-tunggu itu terjadi pada saat yang kritis.

Integrated Food Security Phase Classification, (Klasifikasi Tahap Ketahanan Pangan Terpadu, IPC) Kamis mengatakan bahwa permusuhan, “termasuk bombardemen, operasi darat dan pengepungan seluruh populasi” telah menyebabkan kerawanan pangan akut pada “level bencana.”

Badan dukungan PBB yang memantau kelaparan global dan mengeluarkan peringatan mengenai kelaparan itu memperingatkan bahwa seluruh populasi Gaza, lebih dari 2 juta orang berada pada level krisis atau kelaparan yang lebih buruk, dan ada potensi kelaparan dalam enam bulan mendatang jika situasi saat ini dan dibatasinya akses bantuan berlanjut.

Warga Palestina antre untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Rabu, 20 Desember 2023. (AP Photo/Hatem Ali)
Warga Palestina antre untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Rabu, 20 Desember 2023. (AP Photo/Hatem Ali)

IPC mengatakan lebih dari satu dari empat keluarga menghadapi kelaparan ekstrem dan seperempat warga Gaza, 577 ribu orang telah kehabisan pasokan makanan mereka dan menghadapi kelaparan pada tingkat bencana.

“Badan Pangan Dunia (WFP) telah memperingatkan bencana yang akan terjadi ini selama berpekan-pekan,” kata Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain mengenai temuan IPC. “Tragisnya, tanpa akses yang aman dan konsisten yang telah kami serukan, situasinya sangat menyedihkan, dan tak seorang pun yang aman dari kelaparan.”

Israel mengatakan sedang bekerja sama dalam mengizinkan bantuan memasuki Gaza. Israel membuka pos perlintasan Kerem Shalom pada hari Minggu untuk dilalui konvoi bantuan. Perlintasan itu berada di dekat tiga perbatasan Israel, Jalur Gaza dan Mesir. Militer Israel mengatakan pihaknya mengizinkan jeda taktis singkat di beberapa daerah di Gaza Selatan agar warga sipil mendapatkan makanan dan air. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG