Prospek kelangsungan hidup pasien kanker membaik, bahkan untuk kasus-kasus kanker mematikan, seperti kanker paru-paru. Namun tetap ada kesenjangan lebar antara negara-negara, terutama anak-anak, menurut sebuah studi yang dirilis Rabu (31/1).
Dalam studi terbaru mengenai trend kelangsungan hidup pasien kanker 2010-2014, yang dilakukan di negara-negara yang mencakup dua pertiga penduduk dunia, para peneliti menemukan beberapa kemajuan penting, tetapi juga berbagai variasi.
Kelangsungan hidup pasien kanker otak anak-anak, yang didiagnosis setidaknya pada 2014, telah meningkat di banyak negara, menurut studi tersebut. Namun untuk tingkat kelangsungan hidup 5 tahun masih ada kesenjangan di antara negara-negara. Di Denmark dan Swedia, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk pasien kanker otak anak mencapai 80 persen, dua kali dari 40 persen tingkat kelangsungan hidup di Meksiko dan Brazil.
Kesenjangan ini kemungkinan besar karena variasi dalam ketersediaan dan kualitas layanan diagnosis kanker dan perawatan, kata para peneliti.
"Meski ada peningkatan dalam hal kesadaran, layanan, dan pengobatan, kanker masih membunuh 100.000 anak setiap tahun di seluruh dunia," kata Michael Coleman, profesor di London School of Hygiene & Tropical Medicine, yang memimpin penelitian.
"Bila kita ingin memastikan lebih banyak anak-anak pasien kanker yang bertahan hidup lebih lama, kita butuh data tepercaya mengenai biaya dan keefektifan layanan kesehatan di seluruh negara untuk membandingkan dampak dari berbagai strategi penanganan kanker anak."
Kanker Payudara
Riset yang dikenal dengan studi CONCORD-3 dan diterbitkan di jurnal medis, The Lancet, para ilmuwan menganalisa catatan pasien dari 322 catatan kanker di 71 negara dan wilayah. Data ini membandingkan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk 18 jenis kanker paling umum untuk 37,5 juta orang dewasa dan anak-anak.
Untuk kelangsungan hidup pasien kanker lebih dari 15 tahun, tingkat kelangsungan hidup paling tinggi hanya di beberapa negara makmur, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Finlandia, Norwegia, Islandia dan Swedia.
Untuk para perempuan yang didiagnosis menderita kanker payudara di Australia dan Amerika Serikat pada 2010-2014, misalnya, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun mencapai 90 persen. Bandingkan angka itu dengan 66 persen tingkat kelangsungan hidup untuk pasien kanker payudara di India.
Di Eropa, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk penyintas kanker payudara naik menjadi setidaknya 85 persen di 16 negara, termasuk Inggris, dibandingkan 71 persen di Eropa Timur.
Para peneliti mencatat bahwa di beberapa bagian di dunia, estimasi tingkat kelangsungan hidup terbatas karena data yang tidak lengkap dan karena masalah hukum atau administrasi untuk membarui catatan kanker dengan tanggal kematian pasien kanker. Di Afrika, kata mereka, hingga 40 persen catatan pasien tidak memiliki data lanjutan. Akibatnya, tren kelangsungan hidup tidak bisa dinilai secara sistematis.[fw/au]