Kekuatan utama dunia mendesak agar momentum politik dimanfaatkan, menyusul pengumuman PBB bahwa pembicaraan Suriah akan dimulai Jumat (29/1) ini di Jenewa, Swiss.
"Tidak ada aktivitas diplomatik terkait Suriah segiat ini sejak putaran pembicaraan terakhir di Jenewa tahun 2014," kata Duta Besar Inggris di PBB, Matthew Rycroft dalam pertemuan rutin Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Timur Tengah hari Selasa (26/1).
"Demi kepentingan kita semua, kita harus mempertahankan momentum, dan membangun optimisme,” tambahnya.
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura mengumumkan, undangan telah dikirim untuk pembicaraan antara pemerintah Suriah dan oposisi. Dia tidak merinci siapa peserta yang akan menghadiri pembicaraan itu. Yang masih menjadi pertanyaan, siapa yang akan mewakili delegasi fihak oposisi.
Pembicaraan diharapkan dimulai dengan masing-masing delegasi duduk di dalam ruang terpisah dan PBB menjadi penengah dan kurir pengantar pesan. De Mistura mengatakan, pembicaraan dengan cara ini dijadwalkan berlanjut selama 6 bulan, di mana putaran pertama berlangsung selama dua atau 3 minggu.
Ia mengatakan, Senin, pembicaraan itu sulit, tetapi “yang penting adalah memelihara momentumnya.”
Dutabesar Amerika, Samantha Power mengatakan kepada dewan, bahwa “penderitaan dan kebrutalan” yang terus berlangsung di Suriah menggaris bawahi urgensi pencapaian sebuah solusi politik untuk konflik yang sudah berlangsung 5 tahun itu. [ps/jm]