Tautan-tautan Akses

Kecam Diskriminasi Muslim, Sejumlah Ormas Demo Kedubes India di Jakarta


Sejumlah ormas Islam melakukan unjuk rasa di depan kantor Kedutaan India di Jakarta, Jumat (6/3). Mereka menuntut negara itu menghentikan diskriminasi dan pembunuhan terhadap kaum muslim. (Foto: VOA/Fathiyah)
Sejumlah ormas Islam melakukan unjuk rasa di depan kantor Kedutaan India di Jakarta, Jumat (6/3). Mereka menuntut negara itu menghentikan diskriminasi dan pembunuhan terhadap kaum muslim. (Foto: VOA/Fathiyah)

Sejumlah ormas Islam melakukan unjuk rasa di depan kantor Kedutaan India di Jakarta. Mereka menuntut negara itu menghentikan diskriminasi dan pembunuhan terhadap kaum muslim.

Lebih dari 500 orang dari beragam organisasi, termasuk Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, dan Persaudaraan Alumni 212, sehabis salat Jumat (6/3) menggeruduk kantor Kedutaan Besar India di Jakarta. Mereka mengecam pembantaian dan pembakaran rumah serta perusakan harta benda kaum Muslim di India, yang dilakukan oleh orang-orang nasionalis Hindu.

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Ketua Umum FPI Ahmad Sobri Lubis, massa umat Islam itu menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah India.

"Kami menyatakan satu, menuntut pemerintah India segera menghentikan berbagai tindakan persekusi terhadap umat Islam di India. Dua, menuntut pemerintah India mencabut Undang-undang Kewarganegaraan India yang sangat diskriminatif terhadap umat Islam,” ujar Ahmad Sobri Lubis

Para pengunjuk rasa meminta kepada pemerintah Indonesia mengajukan Perdana Menteri India Narendra Modi ke ICC (Mahkamah Kejahatan Internasional) dengan alasan Modi telah mensponsori pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat terhadap umat Islam di negaranya.

Demonstran juga mengimbau lembaga-lembaga kemanusiaan dan HAM nasional dan internasional untuk memberi perhatian yang proporsional atas pelanggaran HAM berat terhadap kaum Muslim di India. Umat islam di Indonesia diserukan untuk terus berunjuk rasa di kantor Kedutaan India sampai tidak ada perlakuan diskriminatif bagi kaum Muslim di India.

Perwakilan pengunjuk rasa tadinya ingin bertemu Duta Besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar, namun tidak berhasil karena kantor kedubes India menyatakan ia sedangtidak ada di tempat. Surat dari demonstran akhirnya disampaikan melalui seorang lelaki Indonesia yang mewakili pihak Kedutaan India.

Sejumlah ormas Islam melakukan unjuk rasa di depan kantor Kedutaan India di Jakarta, Jumat (6/3). Mereka menuntut negara itu menghentikan diskriminasi dan pembunuhan terhadap kaum muslim. (Foto: VOA/Fathiyah)
Sejumlah ormas Islam melakukan unjuk rasa di depan kantor Kedutaan India di Jakarta, Jumat (6/3). Mereka menuntut negara itu menghentikan diskriminasi dan pembunuhan terhadap kaum muslim. (Foto: VOA/Fathiyah)

Perwakilan pengunjuk rasa memberi tenggat waktu Jumat pekan depan bagi Duta Besar India Pradeep Kumar, untuk menerima perwakilan demonstran. Kalau tidak, mereka mengancam, akan merusak kantor Kedutaan India dan menyisir orang-orang India di Jakarta.

Para pengunjuk rasa membawa berbagai spanduk, termasuk di antaranya yang bergambar wajah Perdana menteri India Narendra Modi dan bertulisan "Modi is A Terrorist". Juga ada spanduk bertulisan "Jangan Biarkan Kekerasan terhadap Muslim India".

Sejam sehabis salat asar berjamaah di jalan di depan Kedutaan India, massa demonstran membubarkan diri dengan tertib.

Unjuk rasa berlangsung sekitar tiga jam ini sempat menutup jalur lambat di Jalan H.R.Rasuna Said. Ini merupakan demonstrasi pertama mengecam kekerasan terhadap kaum muslim India sejak kerusuhan agama itu meletup bulan lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengungkapkan pihaknya telah memanggil Duta Besar Pradeep Kumar untuk meminta informasi menyeluruh mengenai kekerasan terhadap umat Islam di India sekaligus menyampaikan keprihatinan Indonesia.

"Kita juga menyampaikan semacam kepercayaan bahwa sebagai sesama negara demokrasi, sebagai sesama negara yang pluralistik, negara yang memiliki keragaman beragama, kita percaya pemerintah India akan bisa mengatasi permasalahan yang sedang terjadi," ujar Faizasyah.

Kerusuhan yang terjadi di Ibu Kota New Delhi pada bulan lalu tersebut menewaskan 42 orang. [fw/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG