Pada saat Presiden Filipina Rodrigo Duterte menjadi tuan rumah KTT ASEAN akhir pekan ini, sorotan bakal tertuju padanya.
Belum sampai setahun memegang tampuk pemerintahan, Mahkamah Kejahatan Internasional menuduhnya melakukan pembantaian massal dan di dalam negeri ada upaya untuk memakzulkannya, sementara mayat terus menumpuk akibat perang terhadap narkoba yang dilancarkannya.
Namun, ia tidak merasa terusik oleh badai kecaman yang timbul di lingkungan ASEAN sebab organisasi ini dilengkapi dengan landasan kebijakan yang kokoh melarang negara anggota mencampuri urusan anggota yang lain.
Keresahan atas ribuan pembunuhan terhadap tersangka pelaku narkoba tidak akan dimuat dalam draft pernyataan yang akan dikeluarkan oleh tuan-rumah KTT. Alih-alih KTT memuji upaya memajukan hak asasi di berbagai kawasan ASEAN yang masih menjadi kawasan rawan di dunia. [my/al]