Kawanan pria bersenjata menculik 317 siswi, Jumat (26/2), dari sebuah asrama sekolah di Nigeria utara, kata polisi. Penculikan tersebut adalah aksi terbaru dari serangkaian penculikan massal siswa di negara di Afrika Barat itu.
Polisi dan militer telah memulai operasi bersama untuk menyelamatkan gadis-gadis itu setelah serangan di Sekolah Menengah Pertama Negeri Putri di kota Jangebe, menurut juru bicara polisi di negara bagian Zamfara, Mohammed Shehu, yang mengonfirmasi jumlah siswi yang diculik.
Salah satu orang tua murid, Nasiru Abdullahi, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa dua putrinya, berusia 10 dan 13 tahun, termasuk di antara yang hilang.
“Sangat mengecewakan bahwa meskipun militer memiliki kehadiran yang kuat di dekat sekolah, mereka tidak dapat melindungi anak-anak,” katanya. “Pada tahap ini, kami hanya mengharapkan campur tangan Ilahi.”
Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan pada Jumat (26/2) bahwa tujuan utama pemerintah adalah mengembalikan semua sandera dengan selamat, hidup dan tidak terluka.
“Kami tidak akan menyerah pada pemerasan oleh bandit dan penjahat yang menarget siswa sekolah yang tidak berdosa dengan mengharapkan pembayaran uang tebusan yang besar,” katanya. “Biarlah bandit, penculik, dan teroris tidak berilusi bahwa mereka lebih kuat daripada pemerintah.”
Nigeria telah mengalami beberapa serangan dan penculikan seperti itu selama bertahun-tahun, terutama penculikan massal pada April 2014 oleh kelompok jihadis Boko Haram. Saat itu kelompok tersebut menculik 276 gadis dari sekolah menengah di Chibok di negara bagian Borno. Lebih dari seratus gadis hingga kini masih hilang. [lt/ah]