Tahun 2019 kemungkinan menjadi salah satu periode paling parah bagi penyakit pernapasan yang sangat menular di Australia. Dengan lebih dari 144.000 kasus influenza yang dipastikan, pemerintah yang khawatir kekurangan vaksin, telah memesan 400.000 dosis tambahan.
Wakil Ketua Ikatan Dokter Australia Zappala berharap masyarakat dapat mengatasinya.
“Kami sudah menyediakan jutaan vaksin di seluruh negeri dan berharap itu sudah cukup. Saya pikir kami mempercayakan pada ahli epidemiologi yang melakukan ini setiap tahun. Ingat, yang terjadi adalah ada organisme sangat cerdik yang bermutasi dan membuat segalanya menjadi sulit," kata Zappala.
Beragam virus flu beredar setiap tahun dan secara luas dikelompokkan menjadi dua jenis: A dan B. Virus yang sangat kuat mungkin menjadi penyebab utama lebih awalnya musim influenza di Australia. Para ahli berharap wabah flu akan selesai sebelum puncaknya. Wabah flu biasanya memuncak pada Agustus - bulan terakhir musim dingin di Australia.
Tetapi Kepala Petugas Medis Australia, Profesor Brendan Murphy mengatakan, sulit untuk berharap demikian.
“Satu hal yang tentu saja bisa kita katakan tentang flu adalah kita tidak bisa meramalkannya. Musim ini merupakan musim yang sangat awal yang mungkin memudar dan bukan musim dingin yang parah, puncak musim dingin yang terlambat atau mungkin berlanjut. Kami tidak tahu. Itulah sebabnya kami menyarankan semua orang mendapat vaksinasi dan bersiap diri,” kata Murphy.
Australia tercatat mengalami musim flu terburuk pada 2017, ketika lebih dari 250 ribu kasus dilaporkan. Lebih dari 1.100 orang meninggal, sedikit lebih kecil daripada korban meninggal akibat kecelakaan lalu-lintas.
Pemerintah menyarankan agar setiap warga Australia yang berusia di atas enam bulan sebaiknya mendapat vaksinasi flu setiap tahun.
Musim flu di Australia biasanya berlangsung dari Juni hingga September, dan puncaknya pada Agustus. [ps/ka]