Meskipun telah menjalani lockdown ketat selama hampir dua bulan, kasus COVID-19 di Melbourne melonjak mencapai rekor tertinggi pada hari Kamis.
Para pejabat menyalahkan pertemuan terlarang di rumah yang diselenggarakan untuk menonton sebuah acara olah raga penting sebagai penyebab lonjakan itu.
Negara bagian Victoria, di mana Melbourne berlokasi, mencatat 1.438 kasus infeksi baru pada hari Kamis. Ini merupakan kenaikan 50 persen dari angka sehari sebelumnya.
Pihak berwenang menyatakan sepertiga dari kasus baru itu dapat dilacak berasal dari pesta-pesta menonton bersama Grand Final Sepak Bola Australia akhir pekan lalu.
Komandan Tanggap COVID-19 Victoria, Jeroen Weimar, mengakui ini merupakan pukulan bagi upaya-upaya memerangi virus corona.
“Kita memiliki penyebaran baru yang jauh lebih besar hingga ke pinggiran-pinggiran kota, komunitas-komunitas, rumah-rumah, yang sebelumnya tidak pernah tersentuh oleh virus corona dalam wabah ini atau baru-baru ini. Jadi kita tahu bahwa semua orang lelah, semua orang bosan dengan ini, tetapi hari ini merupakan kemunduran signifikan dalam cara kita menangani wabah ini,” kata Weimar.
Melbourne bersama dengan Sydney adalah kota-kota terbesar di Australia, dan keduanya telah menjalani lockdown selama berpekan-pekan.
Pemerintah telah menyingkirkan strategi untuk membuat kasus COVID nol dan sekarang lebih berfokus pada vaksin sebagai cara untuk keluar dari penerapan tindakan yang ketat.
Begitu 70 hingga 80 persen warga dewasa divaksinasi, Victoria dan New South Wales berencana untuk mulai mencabut restriksi.
PM Australia Scott Morrison mendesak negara bagian-negara bagian dan teritori lainnya agar mengikuti langkah tersebut dan mulai hidup bersama dengan virus.
Pemerintah federal berencana untuk menghapus secara bertahap bantuan daruratnya untuk pengusaha dan karyawan karena tingkat vaksinasi meningkat. [uh/lt]