Pemerintah Thailand Selasa (5/1) melaporkan 527 kasus baru virus corona dan mengatakan akan memperketat pergerakan orang di berbagai penjuru negara itu.
Dari jumlah kasus baru yang dikonfirmasi Selasa (5/1), 439 di antaranya adalah pekerja migran yang telah diisolasi, kata Pusat Penanggulangan Covid-19. Badan itu juga melaporkan, 82 kasus transmisi lokal dan enam wisatawan termasuk dalam kasus baru yang dilaporkan.
Thailand sedang kesulitan menanggulangi lonjakan mendadak jumlah kasus setelah berbulan-bulan hampir tidak ada kasus penularan domestik. Rumah-rumah sakit lapangan didirikan di beberapa wilayah yang mencatat banyak kasus.
Sebagian besar wilayah, termasuk ibu kota Bangkok, kini memberlakukan berbagai pembatasan. Pemerintah mengatakan akan membatasi perjalanan antarprovinsi yang terdampak virus untuk barang, kargo dan manusia, serta mendirikan pos pemeriksaan di beberapa jalan.
Meskipun telah membatalkan berbagai kegiatan dan pertemuan publik, serta menutup sekolah, bar, dan tempat bersosialisasi lainnya, pemerintah belum mengambil tindakan seketat yang diberlakukan pada Maret lalu, ketika menyatakan telah berhasil menghentikan transmisi lokal.
Pusat-pusat perbelanjaan masih tetap buka dengan memberlakukan jarak sosial, sementara makan dalam ruangan di restoran diperbolehkan hingga pukul 9 malam.
PM Prayuth Chan-ocha menganjurkan orang-orang untuk tinggal di rumah. “Kami tidak ingin melakukan lockdown nasional karena kami tahu apa masalahnya, jadi bisakah Anda menahan diri untuk tidak bepergian,” katanya.
“Ini terserah semua orang, jika tidak ingin terinfeksi tinggal di rumah selama 14 hingga 15 hari. Jika Anda berpikir seperti ini maka semuanya akan aman, dan pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan.”
Pemerintah juga telah berusaha keras untuk memperoleh lebih banyak vaksin setelah sebelumnya bersikap tenang-tenang saja.
Prayuth mengatakan pada hari Senin (4/1) bahwa Thailand sedang berusaha untuk mendapatkan 63 juta dosis vaksin. Jumlah itu sebetulnya tidak memadai, bahkan untuk setengah dari jumlah penduduk negara itu yang mencapai sekitar 70 juta, karena setiap orang membutuhkan sedikitnya dua dosis vaksin yang dibeli negara itu dari Pfizer-BioNTech.
Thailand sejauh ini hanya bisa memastikan akan mendapat sekitar 28 juta dosis vaksin. [ab/uh]