Kapal-kapal pengangkut bantuan pangan yang sangat diperlukan telah tiba di Yaman, dan muatan itu dibongkar pada hari Senin ini. Kantor berita Reuters melaporkan bahwa sebuah kapal yang mengangkut sekitar 6.000 ton tepung terigu diizinkan merapat di pelabuhan Hodeida setelah blokade selama hampir tiga pekan yang diberlakukan oleh koalisi pimpinan Saudi dilonggarkan.
Progam Pangan Dunia (WFP) menyatakan sekitar 27 ribu ton gandum tiba hari Minggu (26/11) di pelabuhan Saleef di Laut Merah yang dikuasai oleh pemberontak. Badan-badan bantuan menyatakan jutaan orang, termasuk banyak anak, berisiko meninggal akibat kelaparan di negara tersebut.
Foto-foto anak-anak yang kurang gizi dan sakit di Yaman telah menimbulkan kengerian di dunia dan mendorong munculnya seruan bagi semua pihak dalam konflik di sana agar mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Geert Cappelaere, Direktur Regional UNICEF untuk kawasan Timur Tengah mengatakan, “Saya mengulangi lagi permohonan saya kepada semua orang yang memiliki hati untuk anak-anak, agar benar-benar tidak menghalangi kami mengirimkan apa yang sangat diperlukan dan diperlukan dalam jumlah besar.”
Sebuah pesawat yang membawa vaksin untuk melindungi anak-anak dari difteri, tuberkulosis dan meningitis, mendarat di Bandara Internasional Sanaa Yaman, hari Sabtu. Seorang pejabat UNICEF menyatakan ini hanyalah langkah kecil untuk mengatasi krisis kemanusiaan di negara tersebut.
Geert Cappelaere menambahkan, “Kemarin hanyalah sebuah langkah yang sangat sangat kecil. Kedengarannya mungkin sangat hebat, 1,9 juta dosis vaksin. Tetapi ada jutaan dosis vaksin lagi yang diperlukan, jika kita ingin mencegah adanya jeda dalam imunisasi rutin di negara itu, akan banyak lagi pasokan yang diperlukan.”
Sekitar tujuh juta orang menghadapi kelaparan di Yaman dan kelangsungan hidup mereka bergantung pada bantuan internasional. Tetapi koalisi pimpinan Saudi menutup jalur-jalur darat, laut dan udara menuju Yaman pada 6 November setelah sebuah serangan misil terhadap Riyadh. Saudi menyalahkan Iran karena mempersentajai gerakan pemberontak Houthi di Yaman, tudingan yang dibantah Teheran.
Pejabat PBB menyatakan hampir 5.000 anak telah tewas atau luka parah sejak dimulainya blokade yang dipimpin Saudi untuk mendukung pemerintah Yaman yang diakuinya pada Maret 2015. Dua setengah juta orang telah lari dari negara itu untuk menghindari kekerasan.
Mohammed Khadeesh, pengungsi di kamp di provinsi Lahj, mengatakan, “Kelompok Houthi menembaki dari arah utara tempat kami dan kelompok perlawanan dari selatan, menembaki kami dan terbang di atas kami. Kami melarikan diri dan tiba di sini bersama dengan anak-anak kami dua bulan yang lalu. Dan selama dua bulan belakangan, kami belum menerima apapun: tidak ada kasur, tidak ada bantuan, tidak ada apapun.”
Pengungsian dan blokade di sana telah memperburuk krisis. Bantuan kemanusiaan darurat, termasuk pompa air, akan membantu membendung wabah kolera, dan bahan bakar diperlukan untuk mengangkut pasokan bantuan kemanusiaan. [uh/lt]