Kanselir Jerman Olaf Scholz mendesak pemimpin China Xi Jinping supaya menggunakan pengaruhnya untuk menekan Rusia agar mengakhiri perangnya di Ukraina.
Setelah pertemuan dengan Xi pada hari Selasa (16/4) di Beijing, Scholz mengatakan di platform media sosial X bahwa “pernyataan China mempunyai pengaruh di Rusia,” dan “oleh karena itu, saya telah meminta Presiden Xi untuk memengaruhi Rusia sehingga Putin akhirnya… mengakhiri perang yang mengerikan ini.”
Dia menambahkan bahwa Xi setuju untuk mendukung konferensi perdamaian di Swiss.
Pernyataan tersebut muncul pada akhir kunjungan tiga hari Scholz ke China, di mana ia membahas berbagai isu dengan Xi dan para pemimpin lainnya.
Selanjutnya, Scholz memperingatkan akan ancaman senjata nuklir dalam perang, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu mengatakan dia siap menggunakannya jika kedaulatan atau kemerdekaan negaranya terancam.
Scholz juga mengatakan kepada Xi bahwa invasi Moskow itu mengancam itu keamanan global dan kedua negara dapat bekerja sama untuk mencapai “perdamaian yang adil bagi Ukraina.”
Mengomentari krisis ini, Xi mengatakan “China mendorong dan mendukung semua upaya yang kondusif bagi penyelesaian krisis secara damai,” menurut media pemerintah China.
Xi menambahkan bahwa China dan Jerman adalah negara dengan ekonomi terbesar kedua dan ketiga di dunia dan bahwa Beijing dan Berlin “harus memandang dan mengembangkan hubungan bilateral dari perspektif strategis dan jangka panjang serta bekerja sama untuk memberikan stabilitas dan kepastian yang lebih besar pada dunia.”
Pernyataan ini menyusul meningkatnya kritik internasional terhadap Beijing atas kelanjutan hubungan diplomatik dan ekonominya dengan Moskow di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Kelanjutan hubungan itu telah membantu Rusia tetap bertahan di tengah sanksi besar-besaran dari Barat. [lt/ka]
Forum