Kanselir Jerman Olaf Scholz mengunjungi Turki, Senin (14/3), dalam lawatan resmi pertamanya ke negara itu sejak ia menjabat Desember lalu.
Ia akan melangsungkan pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara, yang diikuti dengan konferensi pers.
Sebuah pernyataan kepresidenan Turki mengatakan kedua pemimpin diperkirakan akan membahas perang Rusia-Ukraina dan Hubungan Turki-Uni Eropa, selain hubungan bilateral.
Turki, yang merupakan anggota NATO, memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan Ukraina. Turki mempertemukan para menteri luar negeri kedua negara pekan lalu untuk bernegosiasi. Meskipun pembicaraan itu tidak membuahkan hasil, upaya diplomatik terus berlanjut.
Jerman dan Turki memiliki hubungan perdagangan yang signifikan. Perdagangan bilateral kedua negara tercatat mencapai angka di atas $41 miliar pada 2021. Sekitar 3 juta orang asal Turki diketahui tinggal di Jerman sehingga menghubungkan kedua negara secara erat. Tetapi hubungan itu telah diuji oleh catatan HAM Turki, termasuk pemenjaraan jurnalis dan aktivis Jerman, serta sikap Erdogan yang mengecam para pemimpin Eropa.
Jerman menganggap Turki sebagai mitra penting untuk menangani krisis pengungsi dan migran yang berusaha mencapai Eropa dari Turki. Pemerintah Jerman juga menyadari bahwa Turki memiliki posisi geostrategis yang penting sebagai anggota NATO.
Selama 16 tahun menjabat, mantan Kanselir Jerman Angela Merkel berusaha untuk terus menjalin kerja sama, meski tetap mengeluarkan kritik, dengan bertemu Erdogan berkali-kali. Pertemuan terakhir mereka berlangsung Oktober tahun lalu sebelum Merkel mengakhiri jabatannya. [ab/uh]