Kanada pada Jumat (10/3) melarang impor semua produk aluminium dan baja buatan Rusia. Kebijakan itu diambil sebagai langkah Ottawa untuk memangkas pemasukan Kremlin yang dapat digunakan sebagai sumber pendanaan perang di Ukraina.
"Ukraina dapat dan harus memenangkan perang ini. Kami terus melakukan segala yang kami bisa untuk memotong atau membatasi pendapatan yang digunakan untuk mendanai invasi ilegal dan biadab Putin ke Ukraina," kata Menteri Keuangan Chrystia Freeland dalam sebuah pernyataan.
Larangan tersebut mencakup produk jadi dan belum jadi, dan akan berdampak pada impor produk seperti lembaran aluminium, wadah aluminium serta tabung dan pipa baja, menurut pernyataan tersebut.
Kanada, bersama sekutu Baratnya, menjatuh sejumlah sanksi yang terkoordinasi dalam melawan Rusia terkait atas invasinya di Ukraina. Ottawa menjatuhkan sanksi terhadap lebih dari 1.600 individu dan entitas atas invasi tersebut dan mendukung Kyiv dalam bantuan keuangan, militer, dan lainnya senilai lebih dari C$5 miliar atau sekitar Rp55,3 triliun.
"Kami memastikan Putin tidak dapat mendanai perangnya dengan menjual aluminium dan baja di Kanada, (dan kami) berkoordinasi dengan tindakan yang diambil Amerika Serikat pada hari ini," kata Freeland.
Rusia menyebut tindakannya Ukraina sebagai "operasi militer khusus” yang menurut Moskow memerangi ancaman keamanan hubungan Ukraina dengan Barat.
Amerika Serikat pada pekan lalu mengumumkan pengenaan tarif sebesar 200 persen untuk aluminium Rusia dan produk terkait yang mulai berlaku pada Jumat. Aluminium Rusia diproduksi oleh Rusal, yang menyumbang sekitar 6 persen dari pasokan global.
Data resmi menunjukkan nilai impor Kanada dari Rusia pada 2021 mencapai C$45 juta atau setara Rp504 miliar untuk aluminium dan C$213 juta atau sekitar Rp2,38 triliun untuk produk baja. [ah/ft]
Forum