Midjiyawa Bakari, gubernur propinsi di Kamerun utara mengatakan, sejumlah titik perbatasan dengan Nigeria telah ditutup sesuai permintaan Presiden Paul Biya. Pasukan keamanan Kamerun akan memeriksa secara sistematis semua arus kendaraan, orang, dan barang.
Bakari mengatakan, ia telah meminta militer Kamerun agar lebih waspada dan gencar ketika memeriksa pelancong dan barang-barang mereka. Katanya, semua pasar, toko, bar dan tempat-tempat populer lain yang dicurigai telah ditutup.
Bakari telah melarang perempuan setempat mengenakan jilbab, setelah dua perempuan menggunakan jilbab mereka untuk menyembunyikan bahan peledak dalam serangan di Fotokol baru-baru ini. Fotokol berbatasan dengan negara bagian Borno di Nigeria, bekas kubu militan Boko Haram.
Serangan hari Rabu (22/7) tersebut juga dilakukan oleh dua orang perempuan, satu menyamar sebagai pedagang dan lainnya, yang baru berusia sembilan tahun, menyamar sebagai pengemis.
Bakari mengatakan pihaknya masih menemukan korban-korban cedera di pasar itu hingga Kamis pagi.
Katanya, korban-korban yang bagian tubuh mereka patah atau teramputasi telah dibawa ke rumah sakit. Ia meminta semua dokter dan petugas medis di wilayah itu agar bekerja merawat semua korban. Ia juga mengatakan telah meminta semua pihak terkait agar menyediakan keperluan logistik bagi korban-korban cedera.
Awal tahun ini, Boko Haram yang berbasis di Nigeria mengumumkan kesetiaan mereka kepada militan Negara Islam atau ISIS. Serangan Rabu itu adalah yang ke-empat dalam dua minggu ini sejak di Fotokol. [th/al]