Tautan-tautan Akses

Kamerun Melarang Diskusi Soal Kesehatan Presiden Paul Biya


FILE - Presiden Kamerun Paul Biya dalam upacara peringatan 80 tahun pendaratan Sekutu di Provence selama Perang Dunia II, di Pemakaman Nasional Boulouris di Boulouris-sur-Mer, Prancis, 15 Agustus 2024.
FILE - Presiden Kamerun Paul Biya dalam upacara peringatan 80 tahun pendaratan Sekutu di Provence selama Perang Dunia II, di Pemakaman Nasional Boulouris di Boulouris-sur-Mer, Prancis, 15 Agustus 2024.

Ketidakhadirannya yang berkepanjangan telah memicu spekulasi luas bahwa ia sedang tidak sehat.

Kamerun telah melarang segala diskusi tentang kesehatan Presiden Paul Biya yang berusia 91 tahun, menurut sebuah surat yang dibagikan oleh Kementerian Dalam Negeri. Ketidakhadiran Presiden Paul Biya yang berkepanjangan memicu spekulasi luas bahwa ia sedang tidak sehat.

Awal minggu ini, pihak berwenang mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa presiden sedang dalam kunjungan pribadi ke Jenewa dan dalam keadaan sehat. Pernyataan itu menepis laporan bahwa ia jatuh sakit sebagai "fantasi belaka."

Dalam surat kepada gubernur daerah tertanggal 9 Oktober, Menteri Dalam Negeri Paul Atanga Nji mengatakan bahwa membahas kesehatan presiden adalah masalah keamanan nasional.

Mulai sekarang, "setiap perdebatan di media terkait kondisi presiden dilarang keras. Pelanggar akan menghadapi tuntutan hukuman," kata Nji.

Ia memerintahkan para gubernur untuk mendirikan unit untuk memantau siaran di saluran media swasta, serta jejaring sosial.

Kamerun, penghasil kakao dan minyak, kemungkinan akan menghadapi krisis suksesi yang rumit jika kondisi kesehatan Biya makin memburuk untuk tetap menjabat sebagai presiden atau meninggal dunia. Sejak merdeka dari Prancis dan Inggris pada awal 1960-an, negara itu baru memiliki dua presiden.

Regulator media Kamerun, Dewan Komunikasi Nasional, tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Langkah tersebut menuai kritik sebagai tindakan penyensoran oleh negara.

"Presiden dipilih oleh warga Kamerun dan wajar saja jika mereka khawatir tentang keberadaannya," kata Hycenth Chia, jurnalis yang tinggal di Yaounde dan pembawa acara bincang-bincang di televisi swasta, Canal2 International.

"Kami melihat diskusi-diskusi yang bebas tentang kesehatan Joe Biden dan para pemimpin dunia lainnya, tetapi di sini, hal itu tabu," katanya kepada Reuters.

Kelompok advokasi kebebasan pers, Committee to Protect Journalists, mengatakan pihaknya sangat prihatin.

"Mencoba bersembunyi di balik keamanan nasional pada isu penting nasional seperti itu keterlaluan," kata Angela Quintal, kepala Program Afrika CPJ.

Biya tidak terlihat di depan publik sejak menghadiri forum China-Afrika di Beijing pada awal September. Ketidakhadirannya pada pertemuan puncak di Prancis akhir pekan lalu, meski sudah dijadwalkan, semakin memicu diskusi publik tentang kesehatannya. [es/ft]

XS
SM
MD
LG