Tautan-tautan Akses

Kabinet Israel Setuju Kirim Perunding ke Qatar untuk Bahas Gencatan Senjata


Asap mengepul menyusul pemboman Israel di kota Rafah, Jalur Gaza selatan hari Minggu 25 Februari 2024, sementara konflik Israel dan Hamas terus berlangsung.
Asap mengepul menyusul pemboman Israel di kota Rafah, Jalur Gaza selatan hari Minggu 25 Februari 2024, sementara konflik Israel dan Hamas terus berlangsung.

Kabinet perang Israel pada hari Sabtu (24/2) setuju untuk mengirim perunding ke Qatar guna melanjutkan pembicaraan menuju gencatan senjata dan pemulangan sekitar 130 sandera sementara Perdana Menteri Netanyahu menghadapi demo pengunduran dirinya.

Kabinet perang Israel telah bertemu untuk mendengarkan perkembangan terkini mengenai perundingan perdamaian di Paris di mana delegasi Israel Jumat bertemu dengan mediator Qatar, Mesir dan AS yang telah membantu menyusun gencatan senjata pada bulan November.

Dalam pertemuan dengan komandan Pasukan Pertahanan Israel di Jalur Gaza hari Sabtu, Kepala Staf Israel Herzi Halevi mengatakan pasukan IDF akan kembali ke Gaza "untuk melakukan pembersihan wilayah tingkat tinggi."

“Ada tempat-tempat yang kami lewati pada laju pertempuran sangat tinggi, dan kami kembali ke tempat-tempat itu untuk melakukan pembersihan dengan intensitas yang tinggi. Kegiatan ini mengantarkan kami ke tingkat operasi yang lebih tinggi, tingkat komando, dan lebih banyak infrastruktur yang hancur. Kami juga sedang melakukan negosiasi untuk pembebasan para sandera. Saya tidak bisa mengatakan apa yang akan terjadi, ada pihak-pihak yang menanganinya, kami menangani pertempurannya," ujar Halevi.

Israel menginginkan pembebasan semua sandera yang disandera dalam serangan 7 Oktober.

Halevi mengatakan bahwa Israel juga sedang dalam proses “merundingkan pembebasan para sandera.”

Halevi mengatakan ada kaitan langsung antara keberhasilan militer dan proses perundingan.

Menurut pernyataan Hamas, pemimpin politiknya bertemu dengan para pejabat Mesir untuk membahas kemungkinan gencatan senjata dan pertukaran sandera yang ditahan oleh militan dengan warga Palestina yang dipenjara di Israel.

Sementara itu di dalam negeri Israel, ribuan warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv pada hari Sabtu, menyerukan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengundurkan diri.

Liad Gross salah seorang demonstran mengatakan, “Saya berdemo di sini untuk teman saya Eitan dan saudaranya yang telah diculik selama lebih dari 141 hari di Gaza. Dan saya mendengar bahwa ada banyak perundingan di Paris dan kami menantikan setiap perkembangan dan kami ingin mereka pulang serta mendoakan agar sesuatu yang baik terjadi setelah pembicaraan ini dan akhirnya bisa bertemu mereka."

Polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan para pengunjuk rasa, yang berkumpul untuk unjuk rasa mingguan, sambil memegang poster yang menyalahkan Netanyahu atas serangan pimpinan Hamas di Israel selatan, yang menewaskan 1.200 orang dan mengakibatkan 250 sandera, sebagian besar warga sipil.

Pemerintah berada di bawah pengawasan ketat atas keputusannya dalam perang dengan Hamas di Jalur Gaza.

Kabinet Perang Israel Setuju untuk Kirim Perunding ke Qatar
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:18 0:00

Netanyahu dalam sebuah pernyataan sehari sebelumnya bahwa dia bertemu dengan anggota pemerintahannya untuk membahas langkah selanjutnya setelah pembicaraan terbaru dengan Amerika Serikat, Mesir dan Qatar di Paris untuk mengupayakan gencatan senjata dalam pertempuran di Gaza.

Netanyahu mengatakan ia akan mengadakan rapat kabinet awal pekan depan “untuk menyetujui rencana operasional tindakan di Rafah,” termasuk evakuasi warga sipil.

Hamas dan militan lainnya di Gaza masih menyandera puluhan warga Israel dalam serangan mendadak mematikan mereka pada 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 29.000 orang telah terbunuh di pihak Palestina akibat serangan Israel terhadap Hamas di daerah kantong tersebut. [my/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG