NEW DELHI, INDIA —
Di India, jutaan orang menceburkan diri di pertemuan dua sungai di kota Allahabad di bagian utara , pada permulaan festival besar Hindu yang diadakan tiap 12 tahun sekali. Dari new Delhi, Anjana Pasricha melaporkan, acara selama 55 hari itu diperkirakan akan menarik 100 juta pengunjung.
Sewaktu nyanyian kudus bergema, para pemuka Hindu yang hampir tanpa baju, berpakaian minim, yang tubuhnya diolesi dengan abu tiba dalam prosesi meriah untuk menceburkan diri ke salah satu tempat paling suci bagi orang Hindu – yaitu pertemuan sungai Gangga, Yamuna dan Saraswati di Allahabad
Sebagian datang dengan kereta berhias. Sebagian yang lain datang dengan mengacungkan tombak dan tongkat ketika Festival Kumbh berlangsung hari Senin.
Mereka diikuti oleh ratusan ribu penganut Hindu yang memenuhi tepi sungai-sungai itu dan mandi menyucikan diri. Mandi dengan mencebur di sungai itu dianggap menyucikan diri dari segala dosa. Mereka datang dari segala penjuru negara dan mewakili dunia perkotaan dan pedesaan India , kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan serta anak-anak.
Pemimpin Kumbh Mela, Om Srivastava mengatakan, sampai tengah hari, kira-kira lima juta orang melakukan upacara agama itu dalam cuaca musim dingin dan mencebur ke dalam air.
Menurut Srivastava, meskipun kabut tebal pada malam hari banyak orang mulai mandi pukul 2.30 pagi untuk menghindari massa pada siang hari. Katanya, sepuluh juta orang akan datang dan mandi pada siang hari.
Dalam 55 hari berikutnya, hampir 100 juta orang diperkirakan menghadiri festival itu yang disebut sebagai pertemuan paling besar di dunia.
Festival itu diperkirakan telah berlangsung sejak 2.000 tahun yang lalu. Menurut mitologi Hindu, pada waktu dewa dan setan memperebutkan satu kendi minuman madu yang memberikan keabadian, sebagian tumpah di empat kota, termasuk Allahabad. Kota-kota inilah yang mengadakan upacara festival itu secara bergantian. Festival yang berlangsung di Allahabad dianggap yang paling suci dan melebihi yang lain-lain dalam skala dan kebesarannya.
Mempersiapkan peristiwa besar itu bukan tugas mudah. Sebuah kota didirikan untuk melayani massa yang banyak sekali. Kamp-kamp medis sementara, jalan-jalan, jembatan dan toilet telah dibangun, kira-kira 30.000 polisi ditugaskan untuk mengatur arus manusia yang sangat besar dan mencegah terjadinya insiden massa yang berdesak-desakan atau serangan teror. Biayanya kira-kira 300 juta dolar.
Untuk menjamin air itu aman dan bersih bagi orang-orang juga merupakan tantangan di sungai yang paling tercemar di India.
Setelah ada keprihatinan yang dikemukakan oleh para pemuka Hindu dan lain-lainnya, Srivastava mengatakan, pemerintah India memerintahkan industri-industri agar menutup pembuangan air limbah ke sungai itu.
Srivastava mengatakan, pemerintah juga mengalirkan air ekstra untuk menjamin sungai itu bersih dan bebas sampah. Tas plastik dilarang digunakan.
Meskipun orang-orang datang dan pergi selama pekan-pekan mendatang ini, para pemuka Hindu yang memimpin sekte yang bersaing, berkemah selama lebih dari sebulan. Sebagian menyesuaikan kehadiran mereka dengan zaman modern. Salah satu dari mereka mengadakan seminar dua hari membahas ketidak-seimbangan dalam masalah-masalah penghijauan terkait sungai Gangga. Yang lain lagi Swami Avdhesanand Giri Ji, mengurus Facebook.
Sewaktu nyanyian kudus bergema, para pemuka Hindu yang hampir tanpa baju, berpakaian minim, yang tubuhnya diolesi dengan abu tiba dalam prosesi meriah untuk menceburkan diri ke salah satu tempat paling suci bagi orang Hindu – yaitu pertemuan sungai Gangga, Yamuna dan Saraswati di Allahabad
Sebagian datang dengan kereta berhias. Sebagian yang lain datang dengan mengacungkan tombak dan tongkat ketika Festival Kumbh berlangsung hari Senin.
Mereka diikuti oleh ratusan ribu penganut Hindu yang memenuhi tepi sungai-sungai itu dan mandi menyucikan diri. Mandi dengan mencebur di sungai itu dianggap menyucikan diri dari segala dosa. Mereka datang dari segala penjuru negara dan mewakili dunia perkotaan dan pedesaan India , kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan serta anak-anak.
Pemimpin Kumbh Mela, Om Srivastava mengatakan, sampai tengah hari, kira-kira lima juta orang melakukan upacara agama itu dalam cuaca musim dingin dan mencebur ke dalam air.
Menurut Srivastava, meskipun kabut tebal pada malam hari banyak orang mulai mandi pukul 2.30 pagi untuk menghindari massa pada siang hari. Katanya, sepuluh juta orang akan datang dan mandi pada siang hari.
Dalam 55 hari berikutnya, hampir 100 juta orang diperkirakan menghadiri festival itu yang disebut sebagai pertemuan paling besar di dunia.
Festival itu diperkirakan telah berlangsung sejak 2.000 tahun yang lalu. Menurut mitologi Hindu, pada waktu dewa dan setan memperebutkan satu kendi minuman madu yang memberikan keabadian, sebagian tumpah di empat kota, termasuk Allahabad. Kota-kota inilah yang mengadakan upacara festival itu secara bergantian. Festival yang berlangsung di Allahabad dianggap yang paling suci dan melebihi yang lain-lain dalam skala dan kebesarannya.
Mempersiapkan peristiwa besar itu bukan tugas mudah. Sebuah kota didirikan untuk melayani massa yang banyak sekali. Kamp-kamp medis sementara, jalan-jalan, jembatan dan toilet telah dibangun, kira-kira 30.000 polisi ditugaskan untuk mengatur arus manusia yang sangat besar dan mencegah terjadinya insiden massa yang berdesak-desakan atau serangan teror. Biayanya kira-kira 300 juta dolar.
Untuk menjamin air itu aman dan bersih bagi orang-orang juga merupakan tantangan di sungai yang paling tercemar di India.
Setelah ada keprihatinan yang dikemukakan oleh para pemuka Hindu dan lain-lainnya, Srivastava mengatakan, pemerintah India memerintahkan industri-industri agar menutup pembuangan air limbah ke sungai itu.
Srivastava mengatakan, pemerintah juga mengalirkan air ekstra untuk menjamin sungai itu bersih dan bebas sampah. Tas plastik dilarang digunakan.
Meskipun orang-orang datang dan pergi selama pekan-pekan mendatang ini, para pemuka Hindu yang memimpin sekte yang bersaing, berkemah selama lebih dari sebulan. Sebagian menyesuaikan kehadiran mereka dengan zaman modern. Salah satu dari mereka mengadakan seminar dua hari membahas ketidak-seimbangan dalam masalah-masalah penghijauan terkait sungai Gangga. Yang lain lagi Swami Avdhesanand Giri Ji, mengurus Facebook.