Para pejabat di Afghanistan, Jumat (16/7), mengatakan seorang jurnalis India telah tewas dalam pertempuran menjelang subuh di Provinsi Kandahar, Afghanistan Selatan.
Danish Seddiqi, wartawan foto Reuters yang pernah meraih penghargaan Pulitzer, sedang meliput bentrokan antara pasukan pemerintah Afghanistan dan Taliban di distrik Spin Boldak, yang jatuh ke tangan pemberontak awal pekan ini.
“Sangat risau oleh kabar sedih mengenai terbunuhnya seorang teman, Danish Seddiqi di Kandahar semalam,” cuit Farid Mamundzay, Duta Besar Afghanistan untuk India.
“Wartawan India dan pemenang Hadiah Pulitzer itu diikutkan ke pasukan keamanan Afghanistan. Saya bertemu dengannya dua pekan silam sebelum keberangkatannya ke Kabul. Bela sungkawa untuk keluarganya dan Reuters,” lanjut Mamundzay.
Seddiqi terakhir kali mencuit dari Kandahar pada 13 Juli, sewaktu pasukan Afghanistan meluncurkan serangan balasan dalam upaya merebut kembali Spin Boldak.
Wartawan foto yang tewas ini berbasis di Mumbai, India. Ia meraih Hadiah Pulitzer pada tahun 2018 karena laporan fotonya mengenai krisis pengungsi Rohingya.
“Kami mendesak untuk mendapatkan lebih banyak informasi, bekerja sama dengan pihak berwenang di kawasan,” kata Presiden Reuters Michael Friedenberg dan pemimpin redaksi in-Chief Alessandra Galloni.
Pemantau media lokal dan global mencatat Afghanistan sebagai salah satu negara berbahaya bagi jurnalis.
Spin Boldak adalah perlintasan perbatasan penting antara Afghanistan dan Pakistan, yang memfasilitasi aktivitas perdagangan dan perjalanan.
Pemberontak baru-baru ini merebut tujuh jalur perdagangan dengan negara-negara tetangga, termasuk Tajikistan, Turkmenistan, China, Iran dan Pakistan.
Taliban telah meningkatkan serangan di medan tempur sejak AS dan militer sekutu-sekutu di NATO resmi mundur dari Afghanistan pada 1 Mei, dengan menyerbu banyak distrik dan secara drastis melebarkan pengaruh pemberontak ke wilayah yang luas di negara itu. [uh/ab]