Holmes, seorang mantan mahasiswa S-2 jurusan “neuroscience” dan berusia 27 tahun yang berasal dari California. Ia dapat menghadapi hukuman mati atas penembakan di dalam bioskop yang sedang memutar film Batman pada waktu tengah malam saat itu.
Dewan juri yang terdiri dari sembilan perempuan dan tiga pria itu menolak klaim pembela bahwa Holmes gila menurut hukum.
Tim pembela Holmes sebelumnya mengemukakan argumentasi ia sangat bingung karena penyakit jiwa sehingga ia tidak dapat membedakan yang benar dan yang salah pada waktu penembakan.
Tetapi tim jaksa mendatangkan dua orang psikiater yang memberi kesaksian bahwa sekalipun Holmes menderita penyakit jiwa yang parah, ia waras ketika ia merencanakan dan melakukan pembantaian itu.
Dalam tahap penjatuhan hukuman nanti, para pembela Holmes akan mengajukan yang disebut faktor-faktor yang dapat mengurangi hukuman yang mereka harapkan akan menyelamatkan nyawanya. Faktor-faktor tersebut kemungkinan akan mencakup bukti lebih banyak penyakit jiwa dan kisah masa kanak-kanaknya yang menimbulkan rasa simpati.
Tim jaksa akan mengajukan yang disebut faktor-faktor yang memberatkan untuk mendukung hukuman mati, antara lain, banyaknya jumlah korban.
